28-29 Agustus 2020 Puasa Assyura dan Tasua, Simak Amalannya, Bisa Menghapus Dosa Setahun
Pada bulan Muharram, umat Islam biasanya mengisi dengan amalan-amalan sunah, antara lain puasa Tasua dan Asyura.
TRIBUNJAMBI.COM - 1 Muharram 1442 Hijiriah sudah kita lewati. Momen tahun baru Islam kali ini dilalui pada masa pandemi Covid-19 yang belum usai.
Pada bulan Muharram, umat Islam biasanya mengisi dengan amalan-amalan sunah, antara lain puasa Tasua dan Asyura.
Bulan Muharram atau yang dikenal oleh masyarakat Jawa dengan sebutan bulan Suro termasuk bulan suci dalam Islam.
Selain Muharram, ada Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
• Asyik, Akhir Agustus, Jalur Ekonomi dan Wisata Batam - Singapura Bakal Dibuka Bertahap
• Tak Terima Diputus, Seorang Perempuan Nekat Bunuh diri Dari Menyayat Tangan Hingga Minum Detergen
Bulan suci Muharram juga tertuang dalam hadis yang diriwayatkan Abu Bakroh, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Satu tahun ada 12 bulan. Empat bulan di antaranya adalah bulan haram (suci), tiga di antaranya berurutan, yaitu Dzulhijah dan Muharram. Kemudian Rajab Mudhar yang diapit bulan Jumada (al akhir) dan Sya’ban” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keistimewaan lain dari tanggal 1 Muharram adalah berkaitan dengan peristiwa sejarah hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.
Rasulullah SAW menyebut bulan Muharram menjadi bulan yang istimewa untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya dengan menunaikan puasa Asyura dan puasa Tasu'a.
Keistimewaan lain dari tanggal 1 Muharram adalah berkaitan dengan peristiwa sejarah hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.
Rasulullah SAW menyebut bulan Muharram menjadi bulan yang istimewa untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya dengan menunaikan puasa Asyura dan puasa Tasu'a.
Anjuran untuk melaksanakan ibadah sunah itu sudah diterangkan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis Riwayat Muslim
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
"Puasa yang paling afdhil setelag puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram."
Terdapat dua amalan puasa sunnah dalam bulan Muharram yakni Puasa Tasu'a dan Puasa Asyura.
Puasa Tasu'a
Puasa Tasu'a merupakan puasa sebelum hari 10 Muharram atau yang dilaksanakan pada 9 Muharram atau 28 Agustus 2020.
Dalam riwayat dijelaskan di akhir hayatnya Rasulullah pernah berkeinginan jika ia masih hidup di tahun depan maka ia akan berpuasa pada 9 dan 10 Muharrram.
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – يَقُولُ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ, قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: (( فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ.)) قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muhaprram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.”
• PHK Massal di BATAM, Buruh dan Perusahaan Ngantre di Disnaker, Pekerja Minta Pesangon
Berikut Niat Puasa Tasu'a
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”
Puasa Asyura
Puasa Asyura meeupakan puasa yang dilaksanakan pada 10 Muharram yang jatuh pada tanggal 29 Agustus 2020.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
…وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ.
“… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” HR Muslim no. 1162/2746.
Puasa Asyura ini menjadi puasa yang paling dikenal masyarakat.
Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:
(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)
“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”
Niat puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adi sunnatil assyura lillahi ta‘ala.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Selain puasa pada 9 dan 10 Muharram, ada pula ulama yang berpendapat adanya puasa sesudah 10 Muharram yakni pada 11 Muharram.
Di antara dalil yang menyatakan ini terdapat dalam hadis Ibnu Abbas.
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyura’ dan selisihilah orang-orang Yahudi. Berpuasalah sebelumnya atau berpuasalah setelahnya satu hari." HR Ahmad no. 2153.
Meski begitu, Syaikh Syu’aib dan Syaikh Al-Albani menghukumi hadits ini lemah.
Bukan berarti berpuasa di 11 Muharram terlarang. Masih bisa dikerjakan karena termasuk pada bulan Muharram. (*)
SUMBER: Bangkapos
• Curhat Viral, Wanita Ini Ditinggal Suami Saat Hamil 4 Bulan: Aku Pura2 Bahagia di Depan Orangtua
• Sampai Diberitakan Media Luar Negeri, Benarkah Kekayaan Nikita Mirzani Capari Rp 1,3 Triliun?