Kim Jong Un Dikabarkan Kritis, Orang Ini yang Menggantikan Pemerintahan Korea Utara, Sang Adik?
Kondisi kesehatan Kim Jong Un telah menjadi isu besar sejak awal tahun karena jarangnya ia muncul di depan publik.
TRIBUNJAMBI.COM - Kim Jong Un dikabarkan koma oleh seorang diplomat Korea Selatan, lalu sang adik perempuan, Kim Yo Jong yang mengambil alih pemerintahan Korea Utara.
Dilansir dari Daily Mail, Mantan ajudan mantan presiden Korea Selatan Kim Dae-jung, Chang Song-min juga mengklaim DPRK menyembunyikan kebenaran tentang kondisi kesehatan Kim Jong Un yang memburuk dan bahkan koma.
Kondisi kesehatan Kim Jong Un telah menjadi isu besar sejak awal tahun karena jarangnya ia muncul di depan publik.
Kepada media lokal, Chang Song-min berkata, "Saya menilai dia koma, tapi hidupnya belum berakhir."
• BAPAKNYA Orang Kaya di Jambi, Inilah Silsilah Keluarga Zumi Zola, Cucu Pengusaha dan Anak Gubernur
• Zumi Zola Jadi Duda, Gugatan Cerai Sherrin Tharia Dikabulkan Majelis Hakim Jakarta Selatan
Ia menambahkan bahwa adik perempuan diktator, Kim Yo Jong (33), berada di posisi utama untuk mengambil alih beberapa kekuatan kakaknya.
"Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo Jong dikedepankan karena kekosongan tidak bisa dibiarkan untuk waktu yang lama," katanya.
Klaim Chang Song-min ini dikeluarkan meskipun media Korea Utara merilis foto-foto yang mengaku Kim Jong Un menghadiri pertemuan pemerintah pada hari Kamis lalu.
Namun kantor berita Reuters mengatakan tidak dapat 'memverifikasi secara independen' gambar-gambar itu.
Baru-baru ini, Kim Jong Un dikabarkan melimpahkan sebagian wewenang kepada adiknya demi mengurangi stres.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melimpahkan lebih banyak tanggung jawab kepada para ajudannya, termasuk saudara perempuannya Kim Yo Jong, klaim agen mata-mata Korea Selatan seperti yang diberitakan BBC.
Kim Jong Un masih memegang "otoritas absolut",
Akan tetapi ia menyerahkan berbagai bidang kebijakan kepada orang lain untuk mengurangi tingkat stresnya, kata badan mata-mata itu.
Klaim tersebut dilaporkan dibuat saat briefing tertutup pada hari Kamis (20/8/2020) ke Majelis Nasional Korea Selatan.
Anggota parlemen kemudian membahas penilaian tersebut dengan jurnalis.
"Kim Jong Un masih mempertahankan otoritas absolutnya, tetapi beberapa di antaranya telah diserahkan sedikit demi sedikit," kata agensi tersebut.
• VIDEO Viral Seorang Waria Memutuskan Kembali Menjadi Pria dan Nikahi Seorang Wanita, Pengakuannya
Kim Jong Un sekarang "mengatur urusan negara secara keseluruhan", Badan Intelijen Nasional menambahkan.
Kim Yo Jong sekarang memiliki tanggung jawab atas kebijakan Pyongyang terhadap AS dan Korea Selatan, di antara masalah kebijakan lainnya.
Ia dijadikan "pemimpin nomor dua secara de-facto" tambahnya, meskipun Kim Jong Un menekankan ia belum memilih penggantinya.
Namun, agen mata-mata Seoul pernah salah tentang Korea Utara. Beberapa analis skeptis terhadap laporan tersebut.
Situs web NKNews mencatat bahwa Kim Yo Jong tampaknya telah melewatkan dua pertemuan penting bulan ini.
Hal itu mengarah ke spekulasi dari beberapa pengamat bahwa Kim Yo Jong mungkin malah diturunkan pangkatnya.
Siapa Kim Yo Jong?
Kim Yo Jong adalah adik perempuan Kim Jong Un dan satu-satunya saudara kandungnya yang dianggap sebagai sekutu dekat dan kuat.
Lahir pada tahun 1987, Kim Yo Jong berusia empat tahun lebih muda dari kakaknya.
Keduanya pernah tinggal dan belajar di Bern, Swiss, pada waktu yang sama.
Kim Yo Jong pertama kali mendapat perhatian internasional pada tahun 2018, ketika dia menjadi anggota pertama Dinasti Kim yang mengunjungi Korea Selatan.
Kim Yo Jong adalah bagian dari delegasi ke Olimpiade Musim Dingin, di mana Utara dan Selatan berkompetisi sebagai tim gabungan.
Ia juga bekerja bersama saudara laki-lakinya di KTT internasional, juga pernah bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Xi Jinping dari China, dan Presiden AS Donald Trump.
• Lama Menjanda, Desy Ratnasari Berkonflik dengan Mertua Saat Hamil Diusia Tua
Tidak diragukan lagi Kim Yo Jong sedang naik daun.
Beberapa analis percaya krisis awal tahun ini antara Korea Utara dan Selatan yang menyebabkan kantor penghubung antar-Korea hancur berkeping-keping dibuat hanya untuk memberinya "panggung" utama.
Yo Jong mengeluarkan pernyataan publik pertamanya pada bulan Maret lalu, berupa serangan verbal "pedas' yang mengutuk Selatan.
Ia juga menulis tentang potensi pertemuan puncak antara Kim Jong Un dan Presiden Trump akhir tahun ini.
Ia menegaskan bahwa Korea Utara tidak memiliki "niat sedikit pun untuk menimbulkan ancaman bagi AS".
Semua itu menunjukkan bahwa dia mungkin telah diberi tanggung jawab untuk memengaruhi kebijakan terhadap Amerika Serikat dan Korea Selatan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
• Kepengurusan HIMSAK 2020-2021 Dikukuhkan, Presiden Berharap Bisa Berkolaborasi