Keliru Diagnosis Kematian Bayi Dalam Kandungan, RS Rimbo Medika Diprotes Pasien

Peristiwa tersebut berawal pada hari Kamis (20/8) pukul 11.30 WIB, saat itu, isteri Untung mengalami pecah ketuban dirumahnya.

Penulis: Aryo Tondang | Editor: Rian Aidilfi Afriandi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pihak Rumah Sakit Rimbo Medika, yang berada di kawasan Jalan Pattimura, Kenali Besar, Kota Baru menuai protes keras dari keluarga pasien, setelah keliru mengumumkan kematian calon bayi perempuan.

Untung Nainggolan (33), warga Desa Pematang Tembesu, Tungkal Ulu, Jambi, ayah dari bayi perempuan tersebut tidak terima, jika bayi yang berada di dalam kandungan sang istri, Katarina (24) didiagnosis meninggal dunia, tanpa penanganan lebih.

Peristiwa tersebut berawal pada hari Kamis (20/8) pukul 11.30 WIB, saat itu, isteri Untung mengalami pecah ketuban di rumahnya.

INILAH 5 Artis yang Masih Harmonis meski Sudah Bercerai, Ada Gading Marten, Nafa Urbach & Yuni Shara

Gantian! Kini Giliran Vicky Prasetyo Laporkan Angel Lelga ke Polisi Kasus Pencemaran Nama Baik

Simak Ramalan Zodiak Besok, Cancer Akan Menginspirasi dan Mendorong Orang Lain

Sebagai pertolongan pertama, Untung memanggil bidan dari klinik yang berada di Tungkal Ulu. Namun, bidan tersebut langsung menyarankan agar sang istri dirujuk ke rumah sakit.

"Awalnya dari rumah, memang sudah didiagnosis meninggal dunia, tapi itu tidak ada penanganan memang, langsung disuruh rujuk," kata Untung, saat ditemui Dirumah Sakit, Rimbo Umum Medika, Jumat (21/8) sore.

Tepat pukul 14.15 WIB, Untung bersama sang istri tiba di Rumah Sakit Rimbo Medika.

Untung menjelaskan, saat itu, isterinya langsung dipasang infus oleh empat orang perawat.

"Udah dipasang infus, udah mereka langsung vonis bahwa anak saya sudah meninggal  dunia dalam kandungan," imbuhnya.

Diagnosis tersebut menjadi kesepakatan keempat perawat yang menangani pasien, melalu pemerikasaan yang mereka lakukan, keempatnya mengkonfirmasi kepada salah satu dokter, yakni Dokter Medrin Joni.

Pasrah sang calon bayi didiagnosis meninggal dunia, pihak rumah sakit menyarankan sang isteri untuk dilakukan proses kuret.

Kata Untung, perawat menjelaskan bahwa, jika menjalani proses tersebut akan memakan waktu 2 sampai dengan 3 hari.

Pertimbangan keselamatan sang isteri, Untung meminta pihak rumah sakit untuk langsung melakukan operasi, untuk mengeluarkan bayi yang didiagnosis meninggal dunia.

"Kata perawatnya, tidak ada efek samping bang, kalau anak yang sudah meninggal 3 hari masih dalam perut, saya bingung, demi keselamatan isteri saya, saya minta untuk segera dioperasi," terangnya.

"Saya bilang, masalah biaya tidak masalah, kepada perawatnya," imbuhnya.

Tepat pukul 21.50 WIB, sang isteri memasuki ruang operasi. Kata Untung, Dokter Medrin yang pada saat itu menangani sang isteri langsung memasuki ruang operasi, tanpa melakukan pemeriksaan ulang.

Menurut Untung, seharusnya, seorang Dokter tidak bisa sepenuhnya langsung percaya dengan apa yang diucapkan oleh perawatnya.

Sekira kurang lebih 1 jam menanti sang isteri sedang menjalankan operasi, Untung terkejut mendapat kabar dari dokter, bahwa sang bayi masih hidup dan bernafas.

"Jam 11 malam itu bang, tiba-tiba dokternya bilang, bahwa anak saya masih hidup, saya kaget bang, dan bersyukur juga," katanya.

Namun dirinya masih mempertanyakan diagnosis yang dikeluarkan pihak rumah sakit.

"Saya berharap ada pertanggung jawaban atas kejadian ini bang," kata Untung.

Sementara itu, Dokter Medrin Joni yang menangani pasien tersebut mengakui akan adanya kesalahan tersebut.

Menurutnya, secara medis sang bayi tersebut sudah tidak mungkin bertahan hidup didalam kandungan.

Pasalnya, pasien tersebut telah mengalami pendarahan yang cukup parah, serta air ketuban dari dalam rahim sang pasien telah habis.

Pada pemeriksaan awal, pasien telah mengalami resistasi, sehingga pasien diarahkan untuk miring kekiri dan diberikan oksigen.

"Pas pertama kali diperiksa, detak jantungnya sudah tidak ada, kita miringkan kekiri dan beri oksigen, dicek lagi, detak jantungnya memang sudah tidak ada," kata Dokter Medrin.

Pada pemeriksaan, kata Medrin, posisi tali pusar bayi telah keluar, sehingga secara medis tidak memungkinkan sang bayi akan selamat.

"Di ruangan operasi saya sudah cek, jadi Secara medis tidak memungkinkan untuk selamat," terangnya.

Agnez Mo Bikin Heboh Pesta HUT Keponakannya, TikTok Bareng di di Acara Sweet Seventeen Chloe Xaviera

TEGA! Pria Ini Bunuh Teman SD dan Keluarganya Usai Dibantu Kehidupannya, 4 Orang Tewas Mengenaskan

Medrin menjelaskan, pihaknya telah bekerja sesuai prosedur, meski demikian ada sesuatu yang terjadi diluar dugaannya.

"Memang benar begitu, yang pasti saya bekerja sangata hati-hati, bayi ini masih berumur sekitar 24 minggu, begitu keluar ternyata masih hidup, sesuatu yang dsyukurin, tetapi kita sudah berusaha tetapi masih disalahkan, itu sudah resiko kami," terangnya.

Saat ini, sang bayi masih beserta sang ibu masih dirawat di Rumah Sakit Rimbo Medika.

https://www.youtube.com/watch?v=NmLtAIfCzGE&feature=youtu.be

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved