Dengan Alasan Protokol Kesehatan, Akhirnya Ibu Hamil Ini Kehilangan Bayi Miliknya

Gusti Ayu Arianti (23), warga Pejanggik, Kota Mataram, harus kehilangan bayinya yang meninggal dalam kandungan karena terlambat mendapatkan pertolonga

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi bayi. 

Tiba di RS Permata Hati, surat keterangan rapid test Covid-19 tak diakui karena tak melampirkan alat rapid test Covid-19. Arianti melakukan tes ulang.

Tim medis di RS Permata Hati memeriksa kandungan Arianti. Awalnya, dokter menyebutkan, detak jantung janinnya lemah. Tapi, perlahan mulai kembali normal.

Arianti lega setelah diperiksa. Ia mempersiapkan diri menjalani persalinan dengan operasi sesar.

Namun nasib berkata lain, setelah perjuangan yang dilakukannya, bayi laki-laki yang hendak diberi nama I Made Arsya Prasetya Jaya itu dinyatakan meninggal sejak dalam kandungan.

Arianti awalnya tak bisa menerima informasi itu. Karena, ia sempat menanyakan kondisi bayinya setelah operasi kepada dokter. Dokter menjawab, bayi itu sedang dipanaskan dalam inkubator.

Ketika keluarga membawa jenazah bayi laki-laki itu ke rumah duka, Arianti menghubungi suaminya lewat sambungan video call. Ia menemukan kenyataan bayinya telah tiada. 

Tangisnya pecah, kesedihan pun tak terbendung.

"Saya tak sanggup, saya tidak bisa lagi mengatakan apa-apa, saya hanya membesarkan hati istri saya," kata suami Arianti, Yudi.

Pihak keluarga tak terima jika bayi itu dinyatakan meninggal sejak dalam kandungan.

"Kalau memang meninggal tujuh hari lalu, kan akan berbahaya bagi ibunya, anak saya, akan ada pembusukan, tapi ini tidak demikian, bayi itu sama sekali tak berbau busuk, masih segar, seperti layaknya bayi baru lahir, diagnosa dokter inilah yang kami pertanyakan," kata Ketut Mahajaya, ayah kandung Arianti.

Dia ingin masalah ini ditanggapi serius, agar tak ada yang bernasib sama seperti anaknya.

"Kami mengikhlaskan apa yang telah terjadi, kami tidak akan menuntut, tapi kami hanya ingin ada perbaikan ke depannya, tangani dulu pasien, utamakan kemanusiaan, jangan mengutamakan rapid test dulu baru tangani pasien," jelas Mahajaya.

Tes Kepribadian, Gambar Apa yang Anda Liat Pertama Kali, Ini Jawabannya

Tewas Setelah Main PUBG Berhari-hari, Remaja 16 Tahun Kena Dehidrasi

Download Lagu MP3 Kompilasi Dangdut Koplo Nella Kharisma Terpopuler 2020, Lengkap 20 Lagu Populer

Rapid Tes Antisipasi Penularan Covid-19

Sementara itu, Kepala Rumah Sakit ( Karumkit) RSAD Wira Bhakti Kota Mataram Yudi Akbar Manurung tak bisa memberikan penjelasan rinci terkait kasus itu.

Seharusnya, kata dia, kasus itu dijelaskan Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Namun, Yudi menjelaskan, Arianti memang mengunjungi RSAD Wira Bhakti saat itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved