Sosok Tukang Gosip Bu Tejo yang Curi Perhatian, Aktingnya di Film Tilik Jadi Viral dan Trending
Banyak warganet penasaran karena aktingnya yang mencuri perhatian. Sosok Bu Tejo menjadi salah satu pemeran utama dalam film tersebut.
Film Tilik menceritakan aneka ragam karakter manusia di Indonesia, satu di antaranya seperti sosok Bu Tejo.
Ia digambarkan sebagai sosok yang tukang gosip.
Melansir dari Tribun Jogja dalam artikel "Film Tilik Berjaya dalam Piala Maya"
Tilik diproduksi oleh Ravacana Films berhasil memenangkan kategori Film Cerita Pendek Terpilih pada Piala Maya ke-7 yang digelar beberapa hari lalu di Jakarta.
Tilik berkompetisi dengan tujuh film pendek lainya dalam ajang penghargaan film tahunan Indonesia yang diselenggarakan oleh akun Twitter dan Instagram FILM_Indonesia.
Piala Maya ini telah dilangsungkan sejak tahun 2012 hingga sekarang.
“Kami sangat bersyukur dan berterimakasih atas apresiasi masyarakat terhadap film ‘Tilik’ yang kami produksi."
"Tentunya kemenangan ini tidak terlepas dari kerja keras seluruh tim beserta pemain yang memang diwujudkan dengan hati yang tulus,” ujar produser Film Tilik, Elena Rosmeisara.
Tilik diproduksi oleh Ravacana Films, sebuah rumah produksi audio visual berdomisili Yogyakarta yang diinisiasi oleh Wahyu Agung Prasetyo dan Egha Harismina.
Keduanya terlibat dalam produksi film ini masing-masing sebagai sutradara dan director of photography.
Wahyu Agung Prasetyo, sutradara film Tilik pun merasa sangat bangga karena film yang ia garap mendapat apresiasi di Piala Maya, ajang penghargaan film yang bergengsi dengan banyak sineas film Indonesia yang terlibat di dalamnya.
"Saya pribadi tidak menyangka bahwa ‘Tilik’ dapat memenangkan Piala Maya karena banyak nominasi lain yang telah lebih dulu melanglang buana ke festival film lain," ucapnya.
Adapun Tilik bercerita mengenai serombongan ibu-ibu yang berangkat untuk menjenguk Ibu Lurah di rumah sakit dengan menggunakan truk.
Namun, perjalanan menjenguk tersebut berubah menjadi penuh gosip dan penuh petualangan bagi mereka.
Film ini berangkat melalui keresahan Agung sebagai sutradara terhadap kegiatan ngrasani (menggungjingkan orang lain) di masyarakat sosial.