1 Suro

Malam 1 Suro, Puluhan Warga Turun Ke Sungai Jalani Tradisi Kungkum 'Berendam' di Kali Garang

Puluhan masyarakat itu turun ke sungai untuk menjalankan tradisi kungkum atau berendam di Kali Garang saat malam satu suro

Editor: Rohmayana
ist
Malam 1 Suro 

TRIBUNJAMBI.COM, SEMARANG - Puluhan masyarakat itu turun ke sungai untuk menjalankan tradisi kungkum atau berendam di Kali Garang saat malam satu suro.

Wangi bau kemenyan semakin menguat saat angin berembus.

Sinar lampu senter menyinari gelapnya malam di bantaran Kali Garang.

Puluhan masyarakat juga nampak memenuhi bantaran sungai tersebut.

Sedangkan lainnya bersiap menuju sungai untuk berendam.

Download Lagu MP3 Sholawat Nabi dari Nissa Sabyan Full Album, Ada Video Religi Habib Syech Nonstop

Ukuran Tubuh Agnez Mo Sebenarnya, Bagian Ini Ternyata Tak Gede-gede Amat, Segini

Drama 18 Again Tayang Perdana 7 September Mendatang, Intip Poster Perdananya

Meski malam semakin larut, namun animo masyarakat untuk berendam di sungai tak surut.

Bahkan mendekati tengah malam semakin banyak masyarakat yang turun ke sungai.

Puluhan masyarakat itu turun ke sungai untuk menjalankan tradisi kungkum atau berendam di Kali Garang saat malam satu suro.

Tradisi berendam itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

Lokasi yang digunakan dalam tradisi kungkum berada dipertemuan aliran Kali Garang dan Kreo.

Pertemuan dua aliran sungai itu tepat di Tugu Suharto yang terletak di tengah sungai.

"Saya ingin menjalankan tirakat, dan berdoa," jawab Darmanto warga Salatiga yang hendak mengikuti tradisi malam satu suro dengan cara berendam tersebut.

Cara Daftar & Syarat Kartu Prakerja Gelombang 5, Akses di www.prakerja.go.id

Ia bersama masyarakat lainya nampak khusyuk menjalani tradisi kungkum di malam satu suro itu.

Bahkan hampir dua jam ia tak bergeming, lelaki berambut cepak itu tetap diam sambil berendam.

Sinar senter, dan dinginnya air sungai pun tak menggoyahkan tirakat yang dilakoninya.

Sekitar pukul 00.30 WIB lebih, Darmanto mulai bangkit dari tirakatnya.

Ia mulai menepi dari lokasi berendamnya.

Siapa Sebenarnya Five Vi yang Hijrah, Pernah Dicerai Pakai Omongan Saja Oleh Orang Terkenal

Tas kecil yang ia taruh di tepian sungai ia buka untuk mengambil handuk dan pakai.

Seusai mengeringkan badan dan mengganti baju, ia bersiap melangkah pergi.

Sebelum meninggalkan lokasi, Darmanto berujar, setiap tahun ia melakoni tradisi malam satu suro dan berendam di Tugu Suharto.

"Saya meneruskan tradisi orang tua, karena sejak kecil orang tua saya juga berendam di sini," paparnya, Kamis (20/8/2020) dini hari.

Dalam tirakatnya Darmanto meminta keselamatan lewat doanya.

"Bagi saya tirakat merupakan lelaku, dan berendam sambil berdoa menjadi lelaku saya, sembari berendam saya berdoa ke sang pencipta agar diberi keselamatan," paparnya.

Cara Cek Nama Penerima BLT Rp 600 Ribu bagi Pekerja, Login ke sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

Ia menjelaskan, selain untuk berdoa, ia hanya melestarikan tradisi Jawa yang sudah diturunkan oleh orang tuanya.

"Mungkin banyak yang salah mengartikan, kalau kungkum saat malam satu suro untuk pesugihan atau yang aneh-aneh.

Tapi kalau saya hanya menjalankan tradisi dan meminta keselamatan tidak ada tujuan lain," imbuhnya sembari melangkah meninggalkan kawasan Tugu Suharto.

Adapun beberapa orang masih menjalankan ritual malam satu suro dengan cara berendam.

Di sisi lain petugas dari Polsek Ngaliyan dan Gajah Mungkur berjaga di sejumlah sudut.

Jembatan yang terletak di atas Tugu Suharto juga dipenuhi masyarakat.

Mereka penasaran dan ingin menyaksikan tradisi kungkum yang dilakukan masyarakat. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Datang dari Salatiga, Darmanto Hanya Ingin Melestarikan Tradisi Kungkum, 
Penulis: budi susanto
Editor: sujarwo

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved