Fakta-fakta Vaksin Corona Sputnik V Buatan Rusia Ditolak RI dan AS, Dibeli Singapura, Harganya
Vaksin Covid Rusia ini diberi nama Sputnik V. Ada kontroversi menyertainya. Setelah Amerika Serikat dan WHO
Namun, hasil uji coba terbatas belum dipublikasikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan, pihaknya menantikan untuk meninjau uji klinis.
Cara kerja vaksin Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dan terdiri dari dua serotipe adenovirus manusia, masing-masing membawa antigen S dari virus korona baru, yang memasuki sel manusia dan menghasilkan respons imun.
Hal ini yang disebut sebagai vaksin vektor virus, artinya menggunakan virus lain untuk membawa pengkodean DNA dari respons kekebalan yang dibutuhkan ke dalam sel.
Platform yang digunakan untuk vaksin tersebut dikembangkan oleh para ilmuwan Rusia selama 20 tahun dan telah menjadi dasar untuk beberapa vaksin di masa lalu, termasuk yang melawan Ebola.
Vaksin Gamaleya didasarkan pada teknologi yang mirip dengan prototipe vaksin virus corona yang dikembangkan oleh CanSino, perusahaan pembuat vaksin China.
2. Uji Klinis ke Pejabat dan Putri Presiden
Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko menyampaikan, uji klinis yang melibatkan beberapa ribu peserta akan menyusul.
Murashko menambahkan, batch pertama dari vaksin akan tersedia untuk tenaga medis dalam dua minggu ke depan.
Siapa saja yang melakukannya sejauh ini?
Mengutip, The Moscow Times, (13/8/2020), Kepala Gamaleya Alexander Gintsburg dan ilmuwan institut itu telah menyuntik diri mereka sendiri dengan vaksin.
Para ahli mengkritik langkah mereka sebagai cara yang tidak ortodoks dan terburu-buru untuk memulai uji coba manusia.
Kemudian, Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Kirill Dmitriyev menyampaikan, ia dan keluarganya juga telah mengambil vaksin.
Salah satu anak Putin juga dikabarkan mengambil vaksin.
Ia mengatakan, satu-satunya efek samping yang dialaminya adalah suhu tinggi 38 derajat celsius selama satu hari.