Jelang Proklamasi 17 Agustus 1945, Soekarno Kecewa dan Marah Namun Pasrah Diculik ke Rengasdengklok

Rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia telah dimulai. Meski dalam suasana pandemi, namun semangat perayaan 17 Agustus

Editor: rida
Bangkapos.com
Soekarno menjadi sasaran pembunuhan saat sholat Idul Adha 

Kelompok Asrama Menteng 31, dipelopori Chaerul Saleh dan Sukarni.
Kelompok Asrama Indonesia Merdeka, dipelopori Soebarjo.
Kelompok Asrama Mahasiswa Kedokteran, Sutan Sjahrir.
Golongan muda mendesak agar Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan.

Sementara golongan tua lebih menghindari pertumpahan darah, mengingat pasukan Jepang masih banyak di Indonesia. Sehingga menunggu keputusan Jepang.

Peristiwa Rengasdengklok

Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok.
Aksi penculikan itu sebenarnya membuat kecewa Soekarno.

Soekarno marah dan kecewa, namun melihat keadaan dan situasi yang panas, Soekarno tidak memiliki pilihan lain kecuali mengikuti kehendak para pemuda.

Saat itu Fatmawati, istri Soekarno dan anaknya Guntur juga dibawa untuk keamanan diri mereka.

Rengasdengklok merupakan kota kecil dekat Karawang.

Posisi ini cukup strategis untuk melihat atau mendeteksi pergerakan Jepang, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah bandung dan Jawa tengah.

Meski ditekan oleh golongan muda dengan berbagai cara, Soekarno tetap berpegang teguh untuk menjalankan rencana Proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Bagi Soekarno angka 17 adalah angka yang suci. Saat itu Agustus merupakan bulan suci Ramadhan. Selain itu 17 Agustus 1945 bertepatan dengan hari Jumat yang dipercaya sebagai hari suci dan berbahagia.

Sementara di Jakarta, Achmad Soebardjo dari golongan tua dan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta.

Laksamana Muda Maeda Tadashi, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat tentara kekaisaran Jepang bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.

Berdasarkan kesepakatan dari semua pihak, khususnya golongan muda, Soekarno dan Hatta dijemput untuk kembali ke Jakarta dan menjamin bahwa bahwa Proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945.

Penyusunan naskah Proklamasi

Rombongan Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta pukul 23.00 WIB pada 16 Agustus 1945 tepatnya di rumah Laksamana Muda Maeda Tadashi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved