SEDANG BERLANGSUNG Hujan Meteor Perseid Bisa Ditonton Mata Telanjang, Fenomena Langit

Fenomena hujan meteor Perseid ini bisa dilihat dengan mata telanjang dalam kondisi langit bersih.

Editor: Duanto AS
SHSPhotography/Getty Images/iStockphoto
Hujan meteor Perseid 12 Agustus 2013. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah fenomena langit hujan meteor Perseid berlangsung malam ini.

Agustus menjadi bulan yang penting bagi dunia astronomi.

Fenomena hujan meteor Perseid ini bisa dilihat dengan mata telanjang dalam kondisi langit bersih.

Sebab, banyak fenomena langit yang akan terjadi dan bisa disaksikan oleh masyarakat di seluruh Indonesia.

Satu di antaranya adalah fenomena hujan meteor Perseid di langit Indonesia.

Kabar Baik! Pemerintah Bakal Buka Seleksi CPNS 2021, Ini Penjelasan MenpanRB Tjahjo Kumolo

Kasus Portitusi Online Melibatkan Anak Dibawah Umur, Ini Modus Pelaku

Jadwal Perempat Final Liga Champions Malam Ini Atalanta vs PSG, Siaran Langsung SCTV

Fenomena ini juga berlangsung selama dua hari, sehingga Anda yang merasa jenuh di rumah bisa menyaksikan hujan meteor ini sebagai alternatif hiburan.

Sebelumnya, fenomena sekelebat cahaya dan suara dentuman sempat menghebohkan masyarakat Pulau Belitung pada Senin (10/8/2020) malam.

Cahaya tersebut sangat terang, berwarna kuning kemerahan, dan menghilang di langit dengan buntut berapi.

Sinar dan suara itu terdengar dan terlihat di Manggar, Kelapa Kampit, Belitung Timur, Kecamatan Membalong, Kecamatan Sijuk, dan sebagian daerah Tanjungpandan Kabupaten Belitung.

Dikutip dari Posbelitung.co, Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Republik Indonesia, Emannuel Sungging Mumpuni mengatakan, fenomena ini diprediksi dikarenakan meteor shower alias hujan meteor.

"Saat ini sedang puncak-puncaknya masa meteor shower Perseid. Tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat. Justru bisa dinikmati oleh masyarakat karena fenomena alam ini tidak terjadi setiap hari," kata Emannuel Sungging, Selasa (11/8/2020).

tribunnews
ILUSTRASI Hujan Meteor. (space.com)

Dihubungi Kompas.com, Emannuel Sungging juga menjelaskan hujan meteor sebenarnya bisa terjadi sepanjang tahun.

Hujan meteor bisa terjadi karena bumi senantiasa melewati wilayah yang tidak sepenuhnya hampa dalam revolusi mengitari matahari.

Penampakan itu terjadi saat melewati daerah yang terkontaminasi oleh debu komet, asteroid, atau debu-debu kosmis lainnya.

Lantas kapan puncak hujan meteor Perseids berlangsung?

Emanuel Sungging pun menambahkan, hujan meteor Perseids dinamai berdasarkan titik radian atau titik asal munculnya hujan meteor yang terletak di konstelasi Perseus.

Hujan meteor Perseids kali ini dianggap pula sebagai fenomena hujan meteor besar di periode tahun ini.

"Nanti yang lebih besar itu hujan meteor Perseid di bulan Agustus," kata Emanuel Sungging kepada Kompas.com, Senin (27/7/2020).

Sebab, hujan meteor Perseids ini pada puncaknya di tanggal 12-13 Agustus 2020 memiliki intensitas 50-75 meteor per jam dengan kelajuan mencapai 212.400 km/jam.

Namun sebenarnya, hujan meteor Perseids ini telah aktif sejak tanggal 17 Juli dan berlangsung hingga 24 Agustus 2020.

tribunnews
Ilustrasi (Kompas.com)

Di mana dan kapan bisa menyaksikan fenomena ini?

Dijelaskan oleh astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, fenomena hujan meteor Perseids ini dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia jika cuaca dan kegelapan langit mendukung.

Anda dapat menyaksikannya mulai tengah malam hingga fajar bahari atau nautika berakhir yaitu 24 menit sebelum Matahari terbit, atau ketika radian berkulminasi di arah utara dengan ketinggian 25,3 derajat.

Untuk menyaksikannya Anda tidak memerlukan teleskop, cukup dengan mata telanjang secara langsung dengan catatat langitnya bersih dari polusi cahaya.

"Namun cahaya Bulan kwartir ketiga mungkin akan mengurangi jumlah meteor yang bisa disaksikan," ujar Marufin kepada Kompas.com, Sabtu (1/8/2020)

Sementara dikutip dari akun ofisial Bosscha Observatory, fenomena hujan meteor Perseids ini akan disuguhkan secara virtual melalui kanal resminya.

Ini adalah kali pertama bagi Bosscha Observatory untuk menyuguhkan keindahan langit melalui gawai.

Caranya Anda cukup mendaftar pada tautan Zoom yang disediakan oleh Bosscha Observatory.

Dalam satu kali pertemuan, dibatasi kuota hanya untuk 200 peserta.

Tetapi jika tidak sempat mendaftar, Anda bisa menyaksikan siaran langsung pada kanal YouTube resmi Bosscha Observatory pada Sabtu pukul 19.10 WIB.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Artikel ini telah tayang di Tribunternate.com dengan judul Jangan Lewatkan, Puncak Hujan Meteor Perseids Mulai Nanti Malam, Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang

Ternyata Begini Hubungan Sebenarnya Nagita Slavina pada Mantan Kekasih Raffi Ahmad

Pengakuan Terdalam Nagita Slavina, Sebut Raffi Ahmad Pelarian Habis Putus

Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Minta Rumah Mewah, Rieta Amilia Minta 50 % Saham RANS

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved