Begini Pengakuan Suardi Guru Honorer di Sulawesi Selatan yang Daapat RP 15 Juta dari Jokowi

Betapa beruntungnya Suardi (29), guru honorer di SD Negeri Lanyying, Kecamatan Uluere Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Editor: Heri Prihartono
istimewa
Suardi guru honorer yang dapat 15 juta dari Jokowi 

TRIBUNJAMBI.COM - Betapa beruntungnya Suardi (29), guru honorer di SD Negeri Lanyying, Kecamatan Uluere  Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Suardi dihadiahi uang Rp 15 juta oleh Presiden Joko Widodo.

Pemberian hadiah tersebut atas pengabdiannya selama lima tahun mengajar di daerah pedalaman.

Link Download Lagu MP3 Cuek Rizky Febian, Lengkap dengan Lirik dan Video Klip

"Saya sangat senang sekali atas hadiah tersebut. Intinya jika kita yakin dan ikhlas dalam bekerja pasti ada hikmahnya," kata Suardi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/8/2020).

Ia kemudian diminta untuk memberikan nomor rekening dan alamat lengkapnya.

"Akhirnya, saya kirim data yang diminta. Dan pada tanggal 5 Agustus, uang Rp 15 juta masuk ke rekening saya," ujarnya.

Uang tersebut akan digunakan Suardi untuk membeli sepeda motor.

Selama ini dia mengajar menggunakan angkutan umum.

Diculik Mantan Pacar, Wanita di Gresik Share Lokasi WhatsApp Hingga Pelaku Dibekuk Polisi

Untuk itu, dia berpesan kepada guru yang masih honorer tetap semangat dalam mencerdaskan anak bangsa.

Sebelumnya diberitakan, Suardi (29), seorang guru mendatangi rumah anak didiknya satu per satu karena sebagian siswa tidak memiliki ponsel pintar untuk mengikuti belajar daring.

Sempat Gangguan Karena Kebakaran, Layanan Jaringan Telkomsel Telah Pulih Kembali

Saat menyambangi rumah siswa, Suardi tetap mengutamakan protokol demi pencegahan Covid-19, seperti memakai masker dan menjaga jarak.

Setiap pagi ia berkeliling mendatangi satu per satu anak didiknya. Meski jalanan rusak parah jadi rute sehari-hari.

Suardi harus menggunakan mobil angkutan umum menemui siswanya.

"Jadi kalau berangkat saya naik mobil angkutan umum. Dalam sehari mendatangi tiga rumah siswa. Setelah selesai mengajar di rumah siswa yang satu, selanjutnya jalan kaki sekitar satu kilometer ke rumah siswa lainnya," kata Suardi, saat dikonfirmasi, Kompas.com, Jumat (31/7/2020).

Suardi mengungkapkan, ada siswa memiliki smartphone, dan ada tidak memiliki smartphone. Siswa yang tak punya HP itulah didatangi rumahnya untuk diajar.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved