Jelang Musim Karhutla
Januari hingga Juli 2020 Terdapat 6.000 Meter Lahan Terbakar di Tanjabbar
Setidaknya dari Januari hingga Juli 2020 sudah ada 6.000 meter kawasan lahan yang terbakar di Kabupaten Tanjabbar.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL- Kebakaran hutan dan lahan hingga kini masa saja terjadi di sejumlah wilayah satu di antaranya Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Setidaknya dari Januari hingga Juli 2020 sudah ada 6.000 meter kawasan lahan yang terbakar di Kabupaten Tanjabbar.
Ini diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjabbar, Zulkipli. Ia menyebutkan bahwa ada beberapa wilayah yang sudah terbakar selama Januari hingga Juli ini.
"Kalo rekap kita itu sudah 6000 meter luas lahan yang terbakar. Itu dari Januari sampai Juli, dan kemarin kan di Polres sudah ada ditetapkan TSK nya," kata Zulkipli.
• Rekomendasi PDIP Tahap III Diumumkan Besok, Safrial: Belum Ada Tanda-tanda
• Muncul Klaster Perusahaan, Pemkab Tanjab Barat Minta Perusahaan Mau Kerja Sama
Lebih lanjut disampaikan oleh Zulkipli bahwa kebanyakan lahan yang dibakar merupakan lahan milik masyarakat secara pribadi yang tujuannya akan diolah untuk menjadi perkebunan atau cetak sawah.
"Ini kan lahan bukan terbakar, artinya sengaja dibakar dengan tujuan untuk membuka lahan baru. Mindset ini yang menjadi kendala utama kita agar tahun ini tidak lagi terjadi kebakaran," katanya.
Disampaikan oleh Zulkipli bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya karhutla di antaranya dengan gencar melakukan sosialisasi dengan melibatkan seluruh elemen perangkat kecamatan, desa, TNI, Polri dan Babinsa serta Babinkamtibmas.
"Tinggal lagi bagaimana masyarakat mengubah mindset untuk tidak melakukan pembakaran lahan. Jangan mau gampangnya, sementara dampaknya tidak dipikirkan. Kalo satu sudah lakukan yang lain pasti akan ikut, andai kata tiap desa lima orang yang bakar maka ke depan akan terjadi kabut asap," katanya.
Upaya yang bisa ditawarkan kepada masyarakat yang membuka lahan dengan tidak membakar, kata Zulkipli bisa dilakukan dengan cara manual. Inipun kata Zulkipli, hasil sisa sampah atau rumput yang dibersihkan bisa di jadikan pupuk.
"Kan ada gerakan dari Polres untuk membuat kompos. Ini bisa di lakukan masyarakat karena ini juga bernilai ekonomis, dan bisa dimanfaatkan hasil dari komposnya," pungkasnya.