Komunitas

Jadi Media untuk Bercerita, MACI Jambi Mengedukasi Sejarah Lewat Motor Antik

Pecinta otomotif tidak melulu mengincar keluaran baru tapi juga barang produksi lama bahkan yang bernilai sejarah. Di Jambi ada komunitas motor antik

Penulis: Nurlailis | Editor: Fifi Suryani
Tribunjambi/Nurlailis
Komunitas Motor Antique Club Indonesia (MACI) Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pecinta otomotif tidak melulu mengincar keluaran baru tapi juga barang produksi lama bahkan yang bernilai sejarah. Di Jambi ada komunitas motor antik yang disebut Motor Antique Club Indonesia (MACI) Jambi.

Berkegiatan di motor antik sejak 2008 dan diresmikan sejak 2014 MACI Jambi menjalankan misi mengedukasi sejarah kepada masyarakat. Selain itu juga melakukan touring dan bakti sosial.

Saat ini para pengurus MACi Jambi diantaranya Ilham Surya Sasmita sebagai Sekjen MACI Jambi dan Edie sebagai wakil ketua.

“Kesadaran akan pentingnya sejarah di anak muda sangat minim. Padahal motor juga termasuk andil dalam perjuangan. Sayangnya motor antik banyak yang dijual ke luar negeri,” ungkap Yudi yang membidangi selaku kreatif/event.

Saat pameran atau peringatan hari nasional, motor antik jadi media untuk bercerita. Biasanya selain tertarik untuk berfoto, orang akan tertarik untuk menanyakan cerita dari motor tersebut.

“Di Jambi, bapak-bapak usia 50-an ke atas juga banyak yang tertarik. Mereka justru bercerita tentang motor-motor pada zaman mereka dulu. Di situ jadi sharing tentang sejarah,” ujarnya.

Kegiatan touring juga dilakukan baik personal atau komunitas. Terakhir touring besar saat jambore di Depok tahun 2018.

“Kendala di jalan biasanya sparepart karena tidak tiap bengkel menjual sparepart motor antik. Justru pada saat trouble di jalan itulah timbul kedekatan dari MACI Jambi,” ucapnya.

Saat ini anggota MACI Jambi ada 10 orang. MACI Jambi juga membuka untuk simpatisan karena motor antik sulit dicari dan membutuhkan waktu. Sehingga kalau tertarik dengan motor antik namun belum memiliki tidak masalah untuk bergabung.

10 orang anggota ini pun satu orangnya bisa memiliki lebih dari 1 motor antik. Motor antik paling tua di MACI Jambi adalah BSA seri M20 keluaran tahun 1941. Rata-rata motor anggota MACI Jambi keluaran tahun 1940-60-an. (nurlailis)

Keluaran Perang Dunia II Masih Bisa Dibawa Touring

Motor antik koleksi komunitas Motor Antique Club Indonesia (MACI) Jambi.
Motor antik koleksi komunitas Motor Antique Club Indonesia (MACI) Jambi. (Tribunjambi/Nurlailis)

MOTOR antik memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Bahkan motor antik dikategorikan cagar budaya.

Berdasarkan undang-undang cagar budaya nomor 11/2010 kategori benda cagar budaya adalah benda bergerak dan tidak bergerak buatan manusia atau lainnya, serta mempunyai nilai sejarah yang berusia lebih dari 50 tahun.

Di Jambi pecinta motor antik tergabung dalam Motor Antique Club Indonesia (MACI) Jambi. Pemilik motor antik di MACI Jambi rata-rata memiliki motor keluaran tahun 1940-1960an.

Edie sebagai wakil ketua MACI Jambi memiliki motor Birmingham Small Arms (BSA) seri M20 keluaran tahun 1941. Hingga saat ini masih bisa dikendarai bahkan dibawa touring.

BSA merupakan salah satu pabrikan lawas asal Inggris yang masih eksis hingga saat ini. BSA dikenal memiliki produk-produk motor bermutu selama era perang dunia ke 2.

Edie menceritakan proses untuk mendapatkan motor ini membutuhkan waktu dan tidak berada di Jambi melainkan di Jakarta. Ia menyebutkan motor ini masih kuat digunakan untuk jalur mendaki.

“Untuk saat ini keaslian ada 75 persen. Yang diganti seperti ada ban, kampas rem, kopling, jok, bola lampu. Selebihnya masih aman,” ungkapnya.

Perawatan harian yang ia lakukan adalah mengganti minyak, busi, oli. Bahkan sebenArnya motor ini bahan bakarnya bisa menggunakan minyak tanah. Untuk sparepart masih bisa diakali seperti mencari persamaan sparepart. Kalau tidak bisa mencari di kota besar.

Mengenai harga saat tahun 2005-2008, rata-rata masih dibawah 10 juta. Namun saat ini bisa puluhan juta. Bahkan sebenarnya harga motor antik ini berdasarkan kesepakatan penjual dan pembeli.

Saat digunakan di jalan raya motor antik ini tentu tidak ada STNK dan BPKB. Namun motor antik ini dilindungi UU cagar budaya. Untuk keamanan, yang tergabung di MACI memiliki kartu anggota yang didalamnya tertulis keterangan motor, tahun, merek dan nomor kerangka. Sehingga saat ada razia kartu itu bisa ditunjukan.

Edie mengaku sudah tertarik pada motor sejak lama. Pada tahun 2002 tertarik pada vespa dan berlanjut hingga motor antik.

“Alasannya memang hobi dan kepuasan batin, ada tantangan tersendiri. Contohnya untuk menyalakan motor itu seolah memiliki irama tersendiri agar bisa hidup,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved