BPS: Fenomena Pertumbuhan Ekonomi Jambi di Bawah Angka Nasional
Fenomena di Provinsi Jambi di antaranya pergerakan naik turun inflasi di Jambi karena dampak Covid-19 dan nilai tukar petani pada bulan Juni dan Juli
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Selain menyampaikan informasi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi, Wahyudin Kepala Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Jambi dan timnya juga menyampaikan fenomena yang terjadi secara global, nasional dan di Provinsi Jambi selama triwulan II 2020.
Fenomena di Provinsi Jambi di antaranya pergerakan naik turun inflasi di Jambi karena dampak Covid-19 dan nilai tukar petani pada bulan Juni dan Juli 2020 secara umum masih di atas 100.
"Untuk tingkat hunian kamar hotel, kita bisa melihat pergerakan data terakhir menunjukkan sedikit ada kenaikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya dan ini sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih baik, mudah mudahan kita kedepan di triwulan ketiga 2020 perkembangan ekonomi di Provinsi Jambi mengalami perbaikan yang signifikan," ujar Wahyudin, Rabu (5/8/2020).
• Fakultas Hukum Universitas Jambi Gelar Seminar Internasional “The Better Environment For All”
• Tambahan Lima Pasien Hari Ini, dari Kota Jambi, Muarojambi dan Kerinci
• BREAKING NEWS ATM BCA di Kawasan Jelutung Nyaris Dibobol, Pelaku Tutup CCTV Pakai Cat
Fenomena selanjutnya, masih ada panen padi di Triwulan II-2020 akibat pergeseran musim, namun untuk palawija mengalami kontraksi (q-to-q). Hari Raya Idul Fitri juga mendorong meningkatnya permintaan daging, namun untuk permintaan telur menurun (q-to-q) dibandingkan triwulan I 2020.
"Begitu pula dengan produksi perikanan tangkap mengalami penurunan karena nelayan kurang melaut. Permintaan industri non migas terkontraksi atau terjadi penurunan dan harga sawit naik, namun harga karet secara terus menerus mengalami penurunan (y-on-y) dibandingkan dengan tahun yang lalu," jelas dia.
Harga migas dan batubara juga terkontraksi cukup dalam. Realisasi APBN sampai dengan triwulan II mencapai 39,4 persen sedangkan realisasi APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jambi hanya 26,43 persen.
"Hal ini yang perlu sekali di triwulan III realisasi APBD kita harus benar-benar di genjot untuk bisa menumbuhkan gairah ekonomi kita," sebutnya.
Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh sektor Transportasi, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Perdagangan, serta jasa-jasa. Kendati demikian, sektor Informasi dan Komunikasi meningkat ditengah pandemi ini, karena tuntutan WFH dan SFH yang menuntut pemanfaatan komunikasi secara online.
Lalu, meskipun pembangunan oleh pemerintah mulai meningkat, namun pembangunan oleh swasta dan rumahtangga menurun dibandingkan dengan sebelumnya.
"Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi dan didukung data-data yang kami kumpulkan selama triwulan II 2020 ini kita bisa menghitung atau melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi kita di triwulan II, pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II 2020 terkontraksi 5,32 persen Jambi sendiri pertumbuhan ekonomi Jambi terkontraksi 1,72 persen berada di bawah angka nasional," pungkasnya.