Capai Rp 1 Jutaan, Ternyata Ini Penyebab Kenaikan harga Emas Antam Dua Hari Ini, Bakal Terus Naik

Marketing Representatif Butik Antam Semarang, Yudianto mengatakan meskipun terjadi kenaikan harga emas antam selama dua hari ini

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
ANTARA FOTO/M N Kanwa/foc.
Karyawan menyusun perhiasan emas di salah satu toko perhiasan di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (21/7). Harga logam mulia khususnya Harga emas 24 karat Antam naik Rp19 ribu pada Rabu (22/7) hingga hampor menyentuh harga Rp1 juta per gramnya. 

TRIBUNJAMBI.COM - Selama dua hari terakhir ini, harga emas antam sudah menginjak di angka Rp 1 juta rupiah per gramnya.

Adapun untuk harga emas antam di Butik Emas Logam Mulia Semarang, pada hari Senin, (27/7/2020) berada di angka Rp 1.001.000 per gramnya, sedangkan pada hari Selasa, (28/7/2020) harga emas antam mengalami kenaikan Rp 25 ribu menjadi Rp 1.026.000 per gram.

Marketing Representatif Butik Antam Semarang, Yudianto mengatakan meskipun terjadi kenaikan harga emas antam selama dua hari ini tidak mempengaruhi daya beli di masyarakat.

“Daya beli masyarakat selama dua hari ini masih tetap tinggi dikarenakan adanya isu di masyarakat kalau harga emas ke depan masih tetap akan naik,” ujar Yudi kepada Tribun Jateng, Selasa, (28/7/2020).

3 Anak di Bawah Umur Jadi Korban Pemerkosaan Juru Parkir di Jambi, Warga Ceritakan Kabar Memilukan

Update Kode Reedem Free Fire Gratis Terbaru Juli 2020, Bisa Dapat hingga 500 Diamond, Ini Caranya

Menurutnya, selama dua hari ini emas antam ukuran 0,5 gram, 1 gram, 2 gram, 3 gram, 5 gram, 10 gram, dan 25 gram paling banyak diminati oleh masyarakat.

Sementara untuk penjualan buy back juga dikatakan Yudi masih tetap berjalan normal.

Yudi mengatakan kenaikan harga emas antam ini dipengaruhi karena emas merupakan barang yang mudah untuk disimpan dan dijual kembali.

Selain itu kenaikan harga minyak mentah dunia juga dikatakan turut mempengaruhi peningkatan harga emas antam ini.

“Apabila saat ini konsumen ingin membeli emas untuk investasi bisa dilakukan, sebab melihat trend harga emas yang saat ini masih naik.

Meskipun kedepan harga bisa saja turun, namun penurunannya akan sebentar saja dan berlangsung secara perlahan,” tandasnya.

Penyebab Harga Naik

Meski harga emas kerap naik turun, namun bukan rahasia lagi, emas adalah jenis logam mulia yang paling digemari masyarakat.

Pasalnya selain dapat dipergunakan sehari-hari, emas dianggap sebagai investasi termudah yang dapat dilakukan.

Investasi emas dianggap aman atau risikonya kecil bagi orang awam yang ingin berinvestasi tetapi tidak mau mengambil risiko.

Mengutip pemberitaan Kompas.com (27/4/2020), PT Pegadaian (Persero) melaporkan harga emas naik 21 persen sejak awal 2020.

Lantas, mengapa harga emas terus mengalami kenaikan?

Pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhi menilai, emas berbeda dengan minyak bumi.

Minyak saat ini tengah mengalami penurunan permintaan yang menyebabkan harga minyak dunia terpuruk. Adapun emas justru permintaannya meningkat.

Paula Verhoeven Dibikin Kesal Pak Slamet, Baim Wong Terpancing, Terlontar Robohkan Rumah Sopirnya

“Permintaan emas justru meningkat saat pandemi Covid-19 sehingga menaikkan harga emas,” ujarnya dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/7/2020).

Menurutnya saat situasi seperti sekarang, investasi di pasar uang dan pasar modal semakin tak menarik, sehingga menurutnya emas merupakan alternatif investasi yang lebih rendah risiko dibanding investasi lain.

Ia mengatakan, untuk masyarakat yang ingin berinvestasi dengan dana besar maka sebaiknya melakukan investasi berwujud emas batangan.

“Emas batangan lebih liquid and marketable (mudah dicairkan dalam bentuk uang),” tuturnya.

Adapun jika masyarakat hanya memiliki dana kecil maka untuk investasi bisa diwujudkan dalam bentuk emas perhiasan yang bisa dipakai dan dijual saat membutuhkan.

Sementara itu, peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan emas saat ini dijadikan pilihan karena aset-aset untuk instrumen investasi yang lainnya tengah menghadapi ketidakpastian.

Meski demikian menurutnya kenaikan ini bersifat fluktuatif.

“Permintaan juga penawarannya juga ikut mengalami fluktuatif karena terkait perkembangan ekonomi di beberapa negara," kata dia saat dihubungi terpisah.

Menurutnya bagaimana kondisi negara-negara yang kasusnya naik turun ikut memengaruhi harga emas.

“Dampak pandemi ini kan luar biasa sehingga orang juga banyak yang membutuhkan likuiditas sehingga banyak yang melepas emas,” ucapnya.

Ke depan, menurutnya nilai emas kemungkinan tetap fluktuatif, akan tetapi menurutnya memang emas paling aman dibandingkan aset-aset yang lain.

“Ke depan tetep fluktuatif tapi secara nature, emas ini yang paling aman dibanding semua aset, cuma kenaikan relatif lebih lambat dibanding di pasar uang atau pasar modal,” ungkapnya.

Akan tetapi menurutnya emas relatif stabil dibanding pasar uang atau pasar modal yang semakin tak pasti.

Diberitakan Kompas.com (21/2/2020), menyimpan emas yang nilainya cenderung meningkat disebut dengan safe haven.

Aneh, Mualaf Dikuburkan Saat Hujan, Liang Lahat Tetap Kering, Amal Semasa Hidup Jadi Perbincangan

Menghindari kerugian terlalu besar

Mengutip Investopedia, Jumat (21/2/2020), safe haven adalah investasi aset yang nilainya bisa bertahan bahkan terus meningkat di tengah gejolak pasar.

Banyak investor di dunia berpikir untuk menaruh investasinya di pasar, namun menyimpan sebagian asetnya dalam bentuk logam mulia untuk menghindari kerugian terlalu besar jika terjadi penurunan pasar.

Artinya, meski untungnya terbilang kecil, emas dijadikan cadangan agar aset tak benar-benar tergerus gejolak keuangan dunia.

Kenaikan nilai emas sendiri di mata investor bukan lebih karena dianggap sebagai keuntungan, namun untuk menjaga aset mereka dari gerusan inflasi dalam jangka waktu yang lama.

Masih dari sumber yang sama, emas diartikan sebagai asuransi bagi beberapa investor.

Ketika situasi dinilai semakin memburuk, banyak investor akan menumpuk lebih banyak emas yang membuatnya harganya melonjak saat krisis.

Ini karena nilai emas tidak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga dan kebijakan moneter dan fiskal lain dari bank sentral dan pemerintah.

Ini berbanding terbalik dengan portofolio berupa saham dan obligasi.

Bisa dikatakan, harga emas malah akan naik ketika merespons ketidakstabilan pasar.

Meski harganya terus mengalami peningkatan, siapa bilang investasi emas tanpa risiko.

Menyimpan emas dalam jumlah besar membutuhkan biaya tinggi seperti menitipkannya di brankas bank.(*/Ute)

SUMBER: Tribun Jateng

Cut Syifa Teriak saat Lihat Dylan Carr yang Ingin Jahil Kepadanya, Mendadak Sebut Sinetron Baru Ini

Aneh, Mualaf Dikuburkan Saat Hujan, Liang Lahat Tetap Kering, Amal Semasa Hidup Jadi Perbincangan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved