100 Tahun PK Ojong

Siapa Sebenarnya PK Ojong? Pendiri Kompas yang Nekat saat Diberedel Soeharto

Semasa hidupnya, PK Ojong dikenal sebagai pribadi yang sederhana, jujur, bertanggung jawab, dan pandai mengelola keuangan.

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Duanto AS
(Dokumen Kompas
Jakob Oetama, PK Ojong, Adi Subrata, dan Irawati (generasi pertama Intisari, dari kiri ke kanan) 

TRIBUNJAMBI.COM - Nama aslinya Auw Jong Peng-Koen, namun pria ini lebih dikenal dengan PK Ojong.

Ia dikenal sebagai pendiri Kompas, bersama Jakob Oetama, namun telah berpulang lebih dahulu pada 1980.

Menelusuri jejak PK Ojong sangat menarik. Sosoknya saat muda keras dan penuh petualangan.

Peringatan 100 tahun PK Ojong
Peringatan 100 tahun PK Ojong (Istimewa)

Melansir wikipedia, Petrus Kanisius Ojong atau Auw Jong Peng-Koen lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 25 Juli 1920.

Ia meninggal di Jakarta, 31 Mei 1980 pada umur 59 tahun.

Sosok Jakob Oetama, Bermula sebagai Seorang Guru

Kisah Jimmy S Harianto Disopiri Didi Kempot Solo-Ngawi Malam-malam, Gustine Wong Ambyar

Jessica Iskandar Kenang Momen Ciuman Pertama dengan Richard Kyle: Aku Bisa Bilang Itu Buruk!

PK Ojong merupakan satu di antara pendiri Kelompok Kompas Gramedia (bersama Jakob Oetama).

Ojong menjadi jurnalis sejak awal usia 30-an.

Ia mempunyai enam anak, empat di antaranya laki-laki.

Ayahnya, Auw Jong Pauw, sejak dini mengajarkannya untuk hemat, disiplin, dan tekun.

Auw Jong Pauw awalnya adalah petani di Pulau Quemoy (kini wilayah Taiwan) yang kemudian merantau ke Sumatra Barat.

Di kemudian hari, Auw Jong Pauw menjadi juragan tembakau di Payakumbuh.

Ia menghidupi keluarga besar 11 anak dari dua istri, istri pertama Auw Jong Pauw meninggal setelah melahirkan anak ke-7.

Peng-Koen (PK Ojong) adalah anak sulung dari istri kedua.

Keluarga kaya

Saat Peng-Koen kecil, jumlah mobil di Payakumbuh tak sampai sepuluh, salah satunya milik ayahnya.

Semasa hidupnya, Ojong dikenal sebagai pribadi yang sederhana, jujur, bertanggung jawab, dan pandai mengelola keuangan.

Ojong tidak suka menyumbang untuk acara pesta yang menghamburkan uang, namun memberikan donasi kepada yang membutuhkan bantuan.

Video Mahluk Misterius Penghisap Darah di Tapanuli Utara Terkuak, Benarkah Musang Binturung?

Selain itu, PK Ojong juga seorang pekerja keras dan mengutamakan persatuan bangsa berdasarkan Bhineka Tunggal Ika.

Semasa bersekolah di Hollandsch Chineesche School (HCS, sekolah dasar khusus warga Tionghoa) Payakumbuh, Ojong dikenal sebagai anak yang disiplin dan serius.

Pada masa itu, ia berkenalan dengan ajaran agama Katolik.

CEO Kompas Gramedia Liliek Oetama, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Rikard Bagun, Pimpinan Redaksi Haria Kompas Budiman Tanuredjo, Direktur Bisnis Harian Kompas Lukas Widjaja, anak pendiri Kompas PK Ojong, Mariani melayat ke makam PK Ojong di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (28/6/2018).
CEO Kompas Gramedia Liliek Oetama, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Rikard Bagun, Pimpinan Redaksi Haria Kompas Budiman Tanuredjo, Direktur Bisnis Harian Kompas Lukas Widjaja, anak pendiri Kompas PK Ojong, Mariani melayat ke makam PK Ojong di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (28/6/2018). ((KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA))

Beberapa waktu kemudian, dia masuk Katolik dan mendapat nama baptis Andreas.

Peng Koen kemudian sempat pindah ke HCS Padang, lalu melanjutkan ke Hollandsche Chineesche Kweekschool.

Di Hollandsche Chineesche Kweekschool (HCK, sekolah guru), ia gemar membaca koran dan majalah yang dilanggani perkumpulan penghuni asrama.

Di sini Auwjong Peng Koen mulai belajar menelaah cara penulisan dan penyajian gagasan.

Kabar Gembira! Kini Pasien Covid-19 Bisa Klaim Biaya Perawatan, Ini Syarat Aturan Barunya!

Di sekolah guru setingkat SLTA ini, Peng Koen terpilih sebagai ketua perkumpulan siswa.

Ia bertugas menyediakan bahan bacaan buat anggota serta menyelenggarakan pesta malam Tahun Baru Imlek dan piknik akhir tahun.

Ojong kemudian meneruskan studinya di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, dan lulus pada tahun 1951.

Guru lalu jadi wartawan

Pada awalnya, PK Ojong bekerja sebagai guru di SD Budi Mulia di Mangga Besar Jakarta.

Ojong mempelajari mengenai jurnalistik pada tahun 1946, ketika dia bergabung dengan Star Weekly, sebuah mahalan untuk komunitas Tionghoa-Indonesia.

Dia memulai kariernya sebagai kontributor dan akhirnya menjadi redaktur pelaksana hingga Star Weekly dibubarkan pemerintah karena ulasan luar negeri yang ditulis Ojong dinilai mengkritik kebijakan pemerintah.

Antara 1946-1951, Ojong merupakan anggota redaksi surat kabar harian Keng Po dan mingguan Star Weekly.

Karier politik?

PK Ojong juga dikenal sebagai tokoh di beberapa organisasi seperti anggota Badan Pimpinan Pusat Partai Katolik, bendahara Pengurus Pusat Serikat Penerbit Surat Kabar.

Terbunuhnya Yodi Prabowo Motif Asmara? Ibu Ungkap Sosok Perempuan yang Ambisi Rebut Editor Metro TV

Ia juga bendahara Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah kebudayaan Horison, bendahara Lingkaran Seni Jakarta, anggota Dewan Kurator lembaga Bantuan Hukum/Lembaga Pembela Umum Jaya.

Selain itu, PK Ojong pernah menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Tarumanegara (penyelenggara Universitas Tarumanegara), dan koordinator Serikat Pers Katolik Internasional wilayah Indonesia, serta pendiri dan direktur Kantor Berita Katolik Asia di Hongkong.

Pada 1963, Ojong bersama dengan Jakob Oetama mendirikan majalah Intisari, cikal bakal dari harian Kompas.

Pada 1965, mereka mendirikan harian Kompas yang menjadi harian nasional Indonesia hingga saat ini.

Pada 1970 hingga akhir hidupnya, PK Ojong merupakan pimpinan umum dari PT Gramedia yang bergerak di bidang penerbitan.

PK Ojong wafat pada 31 Mei 1980.

Untuk mengenang jasanya, patung Ojong didirikan di halaman Bentara Budaya Jakarta, suatu lembaga nirlaba yang bertujuan untuk pelestarian dan pengembangan seni budaya Indonesia.

Kini, PK Ojong telah berusia 100 tahun sejak kelahirannya.

Siapa Sebenarnya Kakak Nadiem Makarim? Rayya Makariem Lulusan Kampus Kelas Atas Amerika

Namanya tetap dikenal sebagai tokoh Indonesia terkemuka.

Biodata PK Ojong:

  • Nama lahir: Auw Jong Peng-Koen
  • Lahir: Bukit Tinggi, 25 Juli 1920
  • Meninggal: 31 Mei 1980 (umur 59)
  • Terkenal: Pendiri Kompas Gramedia Group
  • Tahun aktif: 1965—1980
  • Suami/istri: Catherine Oei Kian Kiat
  • Anak: Remigius Harli Ojong, Joseph Handi Ojong, Andreas Sasongko Ojong, Carolus Irwan Ojong, Sri Melani Ojong, Sri Mariani Ojong,
  • Orang tua: Auw Jong Pauw

Kompas dan PK Ojong

Pada Minggu (28/6/2020) Harian Kompas bentukan Jacob Oetama dan PK Ojong memasuki usia ke-55 tahun.

Harian ini terbit pertama kali pada 28 Juni 1965 di Jakarta.

Siapa Sebenarnya Eka Tjipta Widjaja, Orang Terkaya di Indonesia Pendiri Sinar Mas Group

Pernah mengalami masa-masa sulit, koran ini kemudian berkembang di tengah banyaknya tantangan dan perubahan zaman.

Dalam rangka memperingati hari lahir harian Kompas yang sudah setengah abad lebih, Sri Mariani Ojong putri dari PK Ojong beserta petinggi Kompas lainnya melakukan ziarah ke makam PK Ojong di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (28/6/2020).

Usai menabur bunga di makam ayahnya, Mariani bercerita soal sosok PK Ojong yang telah wafat 40 tahun lalu, tepatnya pada 31 Mei 1980.

"Kenangannya bagi kami anak-anaknya adalah teladannya dan komitmennya," tutur Mariani.

Mariani ingat ketika koran milik ayahnya yang dibredel pemerintahan orde baru. Harian Kompas memang pernah berhenti beredar selama 2 minggu, sejak 21 Januari 1978.

"Dulu ketika saya masih kecil, waktu itu banyak bredel-bredel karena memberitakan tentang pemerintah," kenang Mariani.

"Dan pada saat itu saya melihat kekhawatiran ayah saya 'ini bisa terus apa enggak', tetapi akhirnya bisa diteruskan lagi berapa kali waktu itu, dan akhirnya bisa terus sampai sekarang," imbuhnya.

( Eko Prasetyo / tribunjambi.com)

Siapa Sebenarnya Freddy Widjaya? Anak Bos Sinar Mas yang Tuntut Harta Warisan

Siapa Sebenarnya Eka Tjipta Widjaja, Orang Terkaya di Indonesia Pendiri Sinar Mas Group

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved