Vaksin Virus Corona AstraZeneca Siap Akhir Tahun, Siap Dipasarkan dengan Harga Segini, Ratusan Ribu?
Hasil awal dari percobaan Fase 1/2 yang diawasi ketat yang diterbitkan minggu ini di The Lancet menunjukkan kandidat vaksin
TRIBUNJAMBI.COM - Vaksin virus corona yang sedang dikembangkan University of Oxford dan AstraZeneca ditargetkan tersedia secara global dengan harga sesuai biaya pada akhir tahun ini.
"Tujuan kami adalah untuk membawa vaksin ke semua orang, (dan) sama-sama melakukannya atas dasar nirlaba, sehingga kami akan menyediakan vaksin dengan harga murah," kata direktur jenderal perusahaan Pascal Soriot mengatakan kepada radio RTL dikutip AFP, Selasa.
"Dengan harga biaya sekitar 2,5 euro ($ 2,8) atau sekitar Rp 40 ribu per unit.
"Kami berharap dapat menghasilkan vaksin pada akhir tahun ini. Mungkin sedikit lebih awal jika semuanya berjalan baik di belakang hasil fase tiga yang diharapkan pada musim gugur,” tuturnyamenambahkan dalam sebuah wawancara.
• Bupati Perempuan Pertama di Jember Diberhentikan DPRD, Sepakat Memakzulkan Faida, Begini Jelasnya
• Tertipu Rp 250 Juta, Pria Ini Ngaku Sebagai TNI Pangkat Kolonel, Kelabuhi Ibu Rumah Tangga Begini
Hasil awal dari percobaan Fase 1/2 yang diawasi ketat yang diterbitkan minggu ini di The Lancet menunjukkan kandidat vaksin aman dan menginduksi respons imun.
Kelompok AS Johnson & Johnson juga telah berjanji untuk memberikan vaksin dengan harga nirlaba.
Perusahaan biotek AS Moderna pada 18 Mei 2020 melaporkan hasil posfitif pada tes klinis pertama yang dilakukan pada sejumlah kecil sukarelawan (Maddie Meyer / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)
Sebaliknya, Pfizer, Merck, dan Moderna pada Selasa mengkonfirmasi kepada anggota parlemen AS bahwa mereka tidak akan menjual vaksin dengan biaya.
Soriot mengatakan, vaksin tersebut telah bekerja dengan baik dalam uji coba tahap 1 dan 2 yang menunjukkan bahwa vaksin itu memberikan toleransi yang baik tanpa efek samping yang serius.
Uji coba Tahap 3 sekarang akan dilakukan pada sampel yang lebih luas sebelum produk akhirnya dapat diluncurkan.
"Kami bekerja bahu membahu dengan para regulator, kami bertukar data setiap hari untuk memungkinkan evaluasi yang sangat cepat. Kami sedang melakukan uji klinis yang memungkinkan kami memperoleh waktu," kata Soriot.
Profesor Sarah Gilbert adalah seorang peneliti di bidang vaksinologi di Jenner Institute di Universitas Oxford (UNIVERSITAS OXFORD)
Dia menambahkan bahwa kelompok itu mulai memproduksi produk di sejumlah wilayah, sehingga mereka akan siap untuk mulai memberikan jika uji klinis positif.
Sebuah uji coba terpisah di Wuhan, China, tempat penyakit itu pertama kali muncul akhir tahun lalu dan melibatkan lebih dari 500 orang, menunjukkan sebagian besar telah mengembangkan respons imun antibodi yang luas.
Pengembangan berlangsung di laboratorium di seluruh dunia guna menghasilkan vaksin untuk menangani krisis kesehatan dunia yang telah dilihat dunia dalam satu abad.
Lebih dari 200 kandidat vaksin sedang dikembangkan dengan 23 telah berkembang ke uji klinis dengan sukarelawan manusia.
SUMBER: Tribun Jogja
• Pasokan Bertambah dari Sumatera Barat, Harga Bawang Merah Kian Terjangkau