Tidak Perlu Memaksa Anak untuk Belajar, Tapi Ini yang Dilakukan Fifian Elsa
Tidak semua orang betah berlama-lama belajar bahkan harus dipaksa untuk belajar, untuk itu ini yang perlu dilakukan orangtua.
Penulis: Nurlailis | Editor: Teguh Suprayitno
Tidak Perlu Memaksa Anak untuk Belajar, Tapi Ini yang Dilakukan Fifian Elsa
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kewajiban seorang pelajar tentunya adalah belajar. Untuk terus bisa belajar tentu juga perlu dukungan dari orangtua.
Namun tidak semua orang betah berlama-lama belajar bahkan harus dipaksa untuk belajar. Hal itu justru menimbulkan tekanan dan membuat ilmu tidak menyerap dengan maksimal.
Bagi smart mom, Fifian Elsa Marina yang berprofesi sebagai advokat, ia tidak perlu memaksa anaknya untuk belajar namun ia sering memberikan anak motivasi bahwa kunci kesuksesan salah satunya adalah rajin belajar.
• Kekhawatiran Orangtua di Kota Jambi Saat Anak Masuk Sekolah di Masa Pandemi Corona
• Keutamaan Membaca Al-Quran, Baca 100 Ayat Saja Pahalanya Seperti Salat Sepanjang Malam
“Tugas anak adalah belajar dan orangtua memfasilitasi. Saya juga memberikan kepercayaan kepada anak,” ungkapnya.
Mengenai prestasi ia juga tidak mengharuskan anaknya untuk berprestasi dengan mengikutkan les atau hal lain yang menunjang prestasi. Kedua anaknya Anindya Adristi Cundamani (17) dan Calya Shafa Ratnadewati (15) termasuk anak yang mandiri untuk belajar apa yang mereka minati.
Kedua anaknya minat terhadap bahasa dan telah memperoleh prestasi tingkat nasional lomba debat Bahasa Indonesia dan anak keduanya juga juara dalam lomba storytelling bahasa Inggris. Dengan prestasi itu anaknya bisa masuk sekolah yang mereka inginkan tanpa tes.
“Mereka belajar tidak harus dengan les, tapi mereka bisa belajar dengan youtube. Kalau kakak sudah melakukan, biasanya adik akan mengikuti,” ujar istri dari Patompo Muhammad Riad ini.
Hubungan antar orangtua dan anak juga perlu dijaga dengan komunikasi. Saling bercerita dan sharing juga perlu dilakukan karena anak remaja rentan pergaulan bebas.
“Saya tanamkan kepada anak tentang tanggung jawab karena pilihan hidup ada pada mereka sendiri. Yang namanya anak tentu meiliki cita-cita yang berubah-ubah. Namun dari sejak sekarang anak saya sudah membayangkan anak masuk jurusan apa, kuliah dimana, akan berkarir sebagai apa tanpa saya harus paksa,” paparnya.
• MIRIS! Nenek 83 Tahun di Kebumen Kehilangan Uang BLT yang Disimpan di Bawah Bantal
• Ngaku Dibegal, Ternyata Mahasiswi Ini Berbohong Agar tak Dimarah Orangtua, Begini Endingnya
Sebagai contoh anak pertamanya Anindya Adristi Cundamani (17) yang memiliki potensi untuk masuk jurusan IPA di sekolahnya namun ia justru ingin masuk IPS. Anindya tahu ia ingin kuliah dibidang bisnis.
“Justru kadang anak yang membuka pikiran kita sebagai orangtua. Pesan saya kalau niat belajar ya tekuni secara serius,” pungkasnya. (nurlailis)