Menguak Cara Eka Tjipta Widjaja Merintis Bisnis Sinar Mas Group Ratusan Triliun, Kuncinya Biskuit
Perjalanannya dari Tiongkok, masuk Indonesia, merintis bisnis hingga mendirikan Sinar Mas Group hingga punya harta aset ratusan triliun.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Duanto AS
Ia mulai menjual biskuit pada usia 17 tahun.
Namun, bisnisnya tersebut tak bertahan lama, karena adanya pajak yang besar, saat itu Jepang tengah menjajah Indonesia.
Pada 1950, ia mulai berdagang kopra sampai ke Pulau Selayar.
Ketika berusia 37 tahun, ia pindah ke Surabaya, Jawa Timur.
Di Jawa Timur, ia memiliki kebun kopi dan kebun karet di Jember yang merupakan hasil dari kerja kerasnya.
Pada 1969, ia mendirikan pabrik minyak kelapa, CV Bitung Manado Oil Limited (Bimoli).
Merambah bahan kimia
Pada 1976, ia mendirikan Tjiwi Kimia, perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia.
• Kisah Sukses Bos Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, Hanya Tamat SD Kini Punya Imperium Bisnis Terbesar
Kemudian pada 1980-1981, ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektare.
Eka Tjipta juga membeli mesin serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton di Riau, serta perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektare berkapasitas 20 ribu ton.
Mengapa Bank Internasional Indonesia?
Satu tahun kemudian, Eka Tjipta membeli Bank Internasional Indonesia (BII).
Bank ini kemudian mengalami perkembangan yang pesat, bermula dari dua cabang dengan aset senilai Rp 13 miliar menjadi 40 cabang dan cabang pembantu. Asetnya bernilai Rp 9,2 triliun.
Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk.
Real estate di Jakarta
Eka juga melebarkan sayap bisnisnya di bidang real estate.
Eka Tjipta juga membangun ITC Mangga Dua dan Apartemen Green View yang berada di Roxy, serta Mal Ambassador di Kuningan.