Berita Sarolangun

Di Kabupaten Sarolangun Sudah Terpantau 10 Titik Panas dari Maret hingga Juni

Yang mana bencana tersebut dapat terjadi pada saat musim kemarau yang beberapa bulan kedepan akan terjadi.

Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
ist/manggalaagnidaopsbtp
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Menindak lanjuti surat edaran Gubernur Jambi terkait penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Yang mana bencana tersebut dapat terjadi pada saat musim kemarau yang beberapa bulan kedepan akan terjadi.

Berkaca pada tahun sebelumnya bahwa bencana kebakaran hutan dan lahan sangat luas. Hingga berdampak pada masyarakat bahkan sistem pendidikan yang diliburkan akibat kabut asap.

Wajib Diingat! Ini Syarat Utama Hewan Kurban untuk Idul Adha 2020, Perhatikan Umur Hewan dan Kondisi

Update Harga Sepeda Polygon Terbaru, Termurah Mulai Rp 1 Jutaan

Petugas Pemilu Lakukan Rapid Test Massal, Pemkab Bungo Apresiasi Langkah KPU Bungo

Dari data sebelumnya, pada tahun 2019 lalu kurang lebih sekitar 644 hektare kawasan hutan dan lahan di Kabupaten Sarolangun terbakar.

Maka dari itu, antisipasi tentu perlu dilakukan apalagi titik panas pertengahan 2020 sudah mulai bermunculan.

Di Kabupaten Sarolangun titik panas (Hot Spot) sejak Maret 2020 hingga Juni terpantau lebih dari 10 titik panas.

Hal ini tentu berpontensi akan kembali terjadinya karhutla, meski hujan buatan dari wilayah sumatera selatan sampai ke Kabupaten Sarolangun.

"Artinya potensi untuk terjadinya kedepan sangatlah besar. Untuk itu harus diwaspadai, walau dalam beberapa hari ini ada hujan, ini merupakan rekayasa hujan buatan dari Provinsi Sumatera Selatan," kata Dedi Hendri, Asisten II, Setda Sarolangun, Selasa (14/7/2020).

Sekda Sarolangun, Endang Abdul Naser mengatakan dalam rakor bersama pihak terkait itu, bahwa pada tahun ini tidak hanya persoalan Covid-19 belaka, akan tetapi karhutla adalah hal yang penting diwaspadai.

Ia berharap dalam koordinasi antara para pihak terkait, yaitu BPBD juga perusahaan yang harus mendukung upaya pencegahan karhurla.

"Kita harap Tim ini nantinya bisa satu komando dalam penanggulangan Karhutla, oleh sebab itu harus disepakati terlebih dulu," ujarnya.

Untuk kedepan, BPBD, Manggala Agni dan pihak terkait lainnya harus secepat mungkin memetakan kawasan hutan dan lahan yang sering terjadi kebakaran.

Perusahaan dan seluruh personil, peralatan kebakaran harus dilengkapi. Terutama untuk seluruh personil kiranya bisa dilakukan pelatihan kembali agar bisa maksimal.

"Kita berharap semua komponen dan seluruh personil siap siaga dan tanggap jika nanti terjadinya Karhutla," sebutnya.

Rakor yang melibatkan semua unsur ini diharapkan dapat mencegah terjadinya karhutla di Sarolangun. Oleh sebab itu Semua pihak diminta untuk selalu siap siaga bilamana terjadi Karhuta.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved