UPDATE VIRUS CORONA

Fase Paling Bahaya Pandemi di Indonesia, Cara Penularan Terbaru Virus Corona, Waspada

Epidemiolog menyebut Juli-September merupakan waktu puncak pandemi yang membahayakan. Waspada juga cara baru penularan virus corona di Indonesia.

Editor: Duanto AS
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Rabu (22/4/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona. 

Memahami bagaimana, kapan dan seperti apa penyebaran SARS-CoV-2 sangat penting untuk mengembangkan langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk memutus rantai penularan.

Terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa virus dapat menyebar melalui udara.

Hal ini pun didukung oleh penelitian ratusan ahli dari puluhan negara.

Proses penularan
Melansir situs resmi WHO, dijelaskan beberapa kemungkinan prose penularan SARS-CoV-2, termasuk melalui kontak, tetesan, udara, fomite, fecal-oral, darah, ibu-ke-anak, dan penularan dari hewan ke manusia.

Infeksi virus corona terutama menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari penyakit ringan hingga penyakit parah dan kematian.

Sementara itu, terdapat beberapa orang yang terinfeksi virus namun tidak pernah mengalami gejala atau orang tanpa gejala (OTG). Lantas, apa saja mode transmisi virus corona ini?

1. Kontak dan transmisi tetesan
Penularan virus corona dapat terjadi melalui kontak langsung, tidak langsung, atau dekat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi yang terinfeksi seperti air liur dan sekresi pernapasan atau tetesan pernapasan mereka.

Air liur atau tetesan pernapasan ini dikeluarkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi.

Lebih lanjut, tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 mikrometer, sedangkan tetesan berdiameter kurang dari 5 mikrometer disebut sebagai inti tetesan atau aerosol.

Deretan Artis yang Protes Gara-gara Tagihan Listrik di PLN Membengkak, Yuk Intip Siapa Aja!

Penularan tetesan pernapasan dapat terjadi ketika seseorang berada dalam kontak dekat (kurang lebih 1 meter) dengan orang yang terinfeksi yang memiliki gejala pernapasan, misalnya batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi.

Dalam keadaan ini, tetesan pernapasan yang di dalamnya mengandung virus dapat mencapai mulut, hidung, atau mata orang yang rentan, sehingga mengakibatkan infeksi.

Penularan tidak langsung yang melibatkan kontak orang yang terinfeksi dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi (transmisi fomite) juga dimungkinkan.

2. Transmisi melalui udara
Penularan melalui udara didefinisikan sebagai penyebaran melalui inti tetesan (aerosol) yang tetap menular ketika melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.

Penularan virus melalui udara dapat terjadi selama prosedur medis yang menghasilkan aerosol.

WHO dan para komunitas ilmiah, telah secara aktif mendiskusikan dan mengevaluasi apakah virus corona juga dapat menyebar melalui aerosol tanpa adanya prosedur yang menghasilkan aerosol, terutama dalam pengaturan ruangan dengan ventilasi yang buruk.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved