Kisah Kelam Penjara Khusus Wanita Nerve Tirza, Sering Terjadi Pemukulan, Satu Sel Sempit Isi 5 Orang
Seperti Penjara Wanita Nerve Tirza di Israel, Sel Sempit yang Dihuni Banyak Tahanan hingga Sering Terjadi Pemukulan
TRIBUNJAMBI.COM - Penjara merupakan institusi yang diharapkan berperan untuk melakukan transformasi seorang kriminal menjadi warga negara yang baik.
Namun ternyata banyak narapidana melakukan kejahatan kembali setelah keluar dari penjara.
Bahkan tidak jarang penjara berfungsi menambah ilmu kejahatan
bagi para narapidana.
Penjara Nerve Tirza adalah penjara yang terletak di Ramle, Israel.
• Ingin Terlepas dari Rongrongan China, India & Filipina Siap Ambil Tindankan Tegas Meski Harus Perang
• Terbaru, Batas Tarif Tertinggi untuk Rapid Test Rp 150 Ribu, Resmi dari Surat Edaran Kemenkes

Penjara tersebut menampung sekitar 200 tahanan, yang kesemuanya wanita, dari usia 18 hingga 70 tahun.
Mereka mewakili sebagian kecil dari total populasi penjara Israel, yang diperkirakan antara 20 ribu dan 25 ribu narapidana.
Melansir Grid.id, seorang fotografer bernama Tomer Iffrah yang berbasis di Tel Aviv memperoleh akses untuk masuk ke dalam penjara itu tahun 2011 lalu sebagai seorang reporter.
Awalnya ia hanya memotret satu tahanan, namun ia berbicara dengan beberapa narapidana dan akhirnya ia bisa memotret dan menggambarkan banyak kehidupan di dalam penjara tersebut.
Selama 3 bulan, ia menghabiskan satu hari dalam seminggu di dalam penjara tersebut dan mendapatkan banyak wawasan mengenai kisah hidup para narapidana.
"Para narapidana berasal dari latar belakang sosial yang beragam dan kebanyakan adalah minoritas tak berdaya" kata Iffrah.
"Mereka berbagi kehidupan di dalam penjara dan terjebak di dalam lingkungan setan" tambahnya.
Foto-foto Ifrah menunjukkan sisi lain kehidupan dari sebuah penjara, para tahanan yang berdesakan di ruangan kecil dan berbagi tempat tidur yang kecil dengan para tahanan lain.
• Perhatiannya Untuk Jaga Cut Syifa Jadi Sorotan, Mischa Siap Hadapi Haters Intan di Samudra Cinta
Pada tahun 1979, mantan tahanan di Nerve Tirza bernama Rasmiah Odeh, seorang wanita Palestina dihukum dalam dua pemboman, dan bersaksi di depan sebuah komite PBB tentang Israel dan hak asasi manusia.
Odeh menyatakan kekhawatirannya tentang kepadatan Nerve Tirza, dan menceritakan 150 tahanan berbagi sel dan beberapa dari mereka membawa anak-anaknya.
Menurut Odeh, mereka yang tinggal disana telah kehilangan kebebasan berekspersi, dan tak bisa menuliskan perasaan mereka selain itu para tahanan juga tidak memiliki kebebasan untuk beribadah.