Berita Tanjab Barat
Upaya Cegah Karhutla, Kapolres Tanjabbar Beri Ide Program Olah Limbah Lahan Jadi Pupuk Kompos
Entah karena kesengajaan untuk merampas oksigen secara perlahan-lahan atau karena ketidaksengajaan yang harus di ungkapkan dengan penyelidikan pihak t
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - "Hutan Ku Hilang Karena Terbakar". Sepertinya ungkapan itu pantas untuk disematkan dengan kondisi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di berbagai daerah pada tahun lalu.
Entah karena kesengajaan untuk merampas oksigen secara perlahan-lahan atau karena ketidaksengajaan yang harus di ungkapkan dengan penyelidikan pihak terkait.
Tidak hanya kehilangan hutan, bahkan dampak lain yang muncul dari terbakarnya hutan dan lahan ini juga menyisakan asap yang secara tidak langsung menghambat aktivitas masyarakat terlebih dengan asap yang di hirup ribuan masyarakat. Anak-anak, orang dewasa, hingga orang lanjut usia terpapar asap setiap harinya.
• Tim Pemenangan Fachrori Umar Siapkan Trik Khusus Garap Potensi Pemilih Pemula
• Jadwal Bola Liga Inggris Malam Ini, Minggu (5/7), Liverpool vs Aston Villa, Southampton vs Man City
• LINK Streaming Laga Inter Milan vs Bologna, Live di TV Online Liga Italia Bein Sports 2, Malam Ini
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pihak, pemerintah pusat hingga ke lingkungan terkecil di pemerintahan desa. Perlu program dan tindakan nyata yang perlu dilakukan agar tahun 2020 ini tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Polda Jambi melalui Polres Tanjabbar yaitu dengan menggelar program edukasi menghadapi musim kemarau yang identik dengan karhutla melalui Gerakan Bersama Pengolahan Limbah Lahan (GAS POLL) guna mencegah Karhutla.
Limbah lahan yang ada di hutan dan lahan tidak lagi menjadi bahan sampah yang dibakar, namun di ide kan untuk dijadikan pupuk kompos. Ini menjadi sebuah vaksin cegah api.
"Kita ubah mindset di semuanya bahwa rugi membuka lahan dengan cara membakar, saatnya kita ganti dengan mengolah limbah lahan yang dibuka sebagai bahan baku membuat pupuk kompos yang bernilai ekonomi," ujar Kapolres Tanjabbar AKBP Guntur Saputro, Minggu (5/7/2020).
Kita ketahui bahwa tidak mudah mengubah mindset setiap orang, karena mereka memiliki cara pandang tersendiri, namun kata Kapolres bukan berarti program yang sesungguhnya mudah di lakukan ini tidak bisa dijalankan oleh masyarakat.
"Untuk itu perlu adanya Edukasi perubahan mindset pemanfaatan hasil limbah lahan yang sebelumnya menjadi objek kebakaran dirubah menjadi objek bernilai ekonomis dengan diubah menjadi bahan baku pupuk kompos," terangnya.
Tentu ide ini tidak datang secara langsung, ide ini juga muncul dari kegiatan yang sebelumnya di jalankan oleh seluruh personil kepolisian di Tanjabbar di bawah komando AKBP Guntur Saputro sebagai Kapolres Tanjabbar yaitu Program Polisi Sambang Desa (PPSD).
"Strategi yang kita lakukan yaitu kita Mapping Potensi Kearifan lokal terkait pemanfaatan limbah tanaman guna bermanfaat dari segi ekonomi. Sehingga dari langkah ini kita bisa temukan Vaksin Cegah Api, dengan mengolah limbah lahan yang dibuka sebagai bahan baku membuat pupuk kompos yang bernilai ekonomi.
"Ini harus segera masif di lakukan ke seluruh kelompok tani sehingga beralih mind set ini. Besok seluruh babin di Tanjabbar wajib menularkan dan mengedukasi kelompok tani untuk memahami ini. Besok sudah mulai start edukasi dan sosialisasi massif ke desa-desa dengan program ini," tegas Kapolres.
• Akting Cut Syifa & Mischa Chandrawinata Jadi Sorotan, Samudra Cinta Raih Rating 1, Ini Reaksi Haico
• Pemilih Pemula Pilkada Gubernur 2020 Kalahkan DPT Kota Sungai Penuh
Tentu upaya ini akan sangat berjalan dengan baik dan efektif jika seluruh elemen masyarakat dan seluruh pihak bisa secara baik untuk melaksanakan program ini.
Diketahui bahwa pada 2019 lalu kebakaran hutan dan lahan menyita seluruh mata untuk menanggulangi upaya tersebut.
"Kita berharap program ini bisa berjalan dengan baik, sehingga kita bisa mencegah terjadinya Karhutla," pungkasnya.