Tren

Tren Sepeda saat Pandemi, Pedagang Kewalahan Layani Konsumen

Di tengah merebaknya wabah pandemi Covid-19, permintaan sepeda dikabarkan melonjak. Bahkan beberapa toko sepeda

Editor: Fifi Suryani
Tribunjambi/Ade Setyawati
Zacky dan teman-teman, pesepeda di Kota Jambi 

Terakhir, kata Abraham adalah pegawai. Jumlah pegawai di tokonya masih belum mencukupi. Melihat beberapa orang yang datang untuk memperbaiki sepeda, atau sekedar upgrade, saat ini toko hanya memiliki satu pegawai. “Sebelum pandemi ada tiga pegawai, sekarang yang bertahan hanya satu,” ungkapnya.

Kendati demikian, Abraham yakin bahwa bisnis sepeda tidak akan pernah mati. Usaha yang dibangunnya tahun 2004 ini diyakini akan tetap bertahan. Dia bilang tren bersepeda sudah ada sejak dulu. Namun, tren sepeda yang digunakan akan berbeda dari jaman ke jaman. Seperti tahun 2009 sampai 2010, permintaan sepeda fixie meningkat tajam. Kala itu, Abraham bilang penjualan pun drastis, bahkan omzetnya menyerupai omset saat ini.

Berbeda dengan tahun ini, permintaan sepeda lipat malah lebih besar dari sepeda road bike, fixie, atau sepeda gunung (mountbike). Abraham bilang, mungkin di kala pandemi, orang ingin menggunakan sepeda yang simpel namun praktis. Nah, sepeda lipat bisa digunakan bukan hanya di rumah, tetapi dapat digunakan sebagai kendaraan ke kantor.

Artikel ini sudah tayang di laman Kontan.co.id dengan judul: Penjualan sepeda meningkat, pemilik toko sepeda kewalahan layani konsumen

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved