Pemuda Blora Jadi Kopassus, Pacaran dengan Pramugari, akhirnya Jadi Jenderal

Kisah cinta Kopassus dan pramugari Garuda ini berliku. Semasa pacaran, dia kerap menjalankan misi rahasia

Editor: Duanto AS
instagram/ajengnsf
Ilustrasi pramugari Garuda Indonesia 

Pada 25 September 1965, Hartini melahirkan putrinya. Saat itu, Benny juga sedang melaksanakan tugas rahasia dan sama sekali tidak bisa dihubungi.

Benny Moerdani.
Benny Moerdani. ((cdn.radionetherlands.nl))

Karena merasa kebingungan memberi nama anaknya, lalu Hartini minta tolong Bung Karno memberikan nama.

Tapi, belakangan ketika Benny tiba-tiba muncul, nama pemberian Bung Karno itu lalu diubahnya.

Lelaki romantis dan kaku

Meskipun Benny gila kerja dan seperti tidak memperhatikan istrinya, namun setiap berangkat dari rumah, dia selalu membawa bekal makanan dari Hartini. Itu untuk menunjukkan sikap hormat kepada istrinya.

Misalnya saja, ketika Benny sedang menghadiri pesta jamuan makan. Bekal makanan dari Hartini di dalam rantang akan selalu dimakannya terlebih dahulu.

Demikian menghargainya Benny terhadap bekal makanan istrinya, sehingga dia sampai mengeluarkan aturan. Siapapun tidak boleh memotretnya saat sedang makan.

Jika sampai ada yang berani memotret meski tidak sengaja, Benny yang berwajah keras dan sangar itu pasti akan marah besar. (Sumber buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap, KPG-Tempo, 2015).

Masa kecil Benny Moerdani

Moerdani lahir di Cepu, Blora, Jawa Tengah, pada 2 Oktober 1932, dari pasangan RG. Moerdani Sosrodirjo, seorang pekerja kereta api, dan Eurasia Jeanne Roech. Dia merupakan anak ke-3 dari 11 bersaudara.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada Oktober 1945 saat ketika berusia 13, Moerdani mengambil bagian dalam serangan terhadap markas Kempetai di Solo setelah Kempetai menolak untuk menyerah kepada pasukan Indonesia.

Ketika Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal ABRI dibentuk, Moerdani bergabung dengan Tentara Pelajar yang berada di bawah otoritas dari Brigade ABRI.

Dari brigade ini, Moerdani mengambil bagian dalam Revolusi Nasional Indonesia melawan Belanda, dia berpartisipasi dalam sebuah serangan umum yang sukses di Solo.

Setelah kemerdekaan Indonesia situasi berangsur aman, Moerdani mengambil kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya, lulus dari sekolah menengah pertama dan melanjutkan ke sekolah menengah atas. Sementara itu ia mengambil pekerjaan paruh-waktu untuk membantu pamannya menjual barang.

Benny Moerdani dan Hartini saat di Istana Bogor
Benny Moerdani dan Hartini saat di Istana Bogor (pinterest)

Pada 1951, Pemerintah Indonesia mulai melakukan demobilisasi, brigade Moerdani dianggap telah melakukan tugas cukup baik dan para prajuritnya terus bertugas dengan ABRI. Moerdani, bersama dengan brigadenya terdaftar dalam Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) dan mulai pelatihan pada Januari 1951. Pada saat yang sama, Moerdani juga mengambil bagian dalam Sekolah Pelatihan Infanteri (SPI).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved