JENDERAL Hendropriyono Dilaporkan ke Polisi Pangeran Kalimantan, Sebut Sultan Hamid II Pengkhianat

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu dianggap telah mencemarkan nama baik terhadap raja atau sultan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Editor: rida
ist
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono dilaporkan polisi setelah sebut Sultan Hamid II pengkhianat. Foto: Hendropriyono seusai menghadiri upacara HUT ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (5/10/2019). 

Dalam kesempatan itu, Hendropriyono menyebut Sultan Hamid II tidak senang ketika rakyat tidak menginginkan Indonesia menjadi negara kesatuan.

“Ketika Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat, pada tahun 1950 rakyat menginginkan Indonesia menjadi negara kesatuan, dia tidak happy. Dia tidak senang. Dia tetap ingin menjadi federalis,” ungkap Hendropriyono.

Ramalan Zodiak 15 Juni 2020, Hal Penting Ini yang Harus Diperhatikan tentang Pekerjaan

Tanggapan polisi

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go membenarkan laporan tersebut.

"Kita menerima suratnya, Ditkrimsus Polda Kalbar akan mempelajari dan menerbitkan laporan polisi bila hasilnya dianggap cukup," kata Donny.

Selain itu, kepolisian juga akan memeriksa sejumlah saksi dan barang bukti yang ada.

Namun, karena lokasi penerbitan kontennya di Jakarta, kasusnya kemungkinan dilimpahkan ke Mabes Polri.

"Secepatnya akan ditangani, tapi bila melihat lokasi pembuatan dan penerbitan konten di internet, lokasinya di Jakarta, sehingga penanganannya akan di limpahkan ke Mabes Polri," tutup Donny.

6 Anak Artis yang Jadi AparatTNI dan Polisi, Ada yang Pasukan Elite TNI

Perancang Lambang Negara Garuda Pancasila

Wikipedia menulis siapa Sultan Hamid II dari Pontianak, Kalimantan Barat

Sultan Hamid II, lahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie (lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 12 Juli 1913.

Sultan Hamid II meninggal di Jakarta, 30 Maret 1978 pada umur 64 tahun).

Dia ternyata Perancang Lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila.

Dalam tubuhnya mengalir darah Arab-Indonesia.

Ia beristrikan seorang perempuan Belanda kelahiran Surabaya, yang memberikannya dua anak yang sekarang tinggal di Negeri Belanda.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved