Berita Selebritis
Begini Ungkapan Kerinduan Yan Vellia pada Mendiang Didi Kempot di 40 Hari Kepergian sang Maestro
Jelang peringatan 40 hari, Yan Velia, istri Didi Kempot menyempatkan diri untuk berziarah di Desa Majasem, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur
TRIBUNJAMBI.COM - Jelang peringatan 40 hari, Yan Velia, istri Didi Kempot menyempatkan diri untuk berziarah di Desa Majasem, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Juamt (12/6/2020).
Datang ke makam suaminya, Yan Velia menyempatkan diri untuk membaca surat Yasin.
Selesai mengirimkan doa dan membacakan surat Yasin, Yan Velia memeluk nisan suaminya sambil menangis.
• Diancam Dibunuh, Ibu Muda di Lamongan Jadi Korban Nafsu Syahwat Tetangga saat Bantu Petik Pepaya
Sambil terisak, dia mengaku rindu akan sosok Didi Kempot.
“Cuma rasa rindu, rasa bangga masih banyak yang mengirim doa,” ujar dia, Jumat (12/6/2020).
Peluk nisan Didi Kempot saat ziarah di pemakaman umum Desa Majasem Kabupaten Ngawi, Yan Velia mengaku rindu. Di 40 hari meninggalnya sang maestro Yang Velia menggelar tahlilan dan pengajian dengan menghadirkan Gus Miftah. (KOMPAS.COM/SUKOCO)
Untuk memperingati 40 hari meninggalnya sang maestro campur sari, Yan Velia mengaku, akan menggelar tahlilan yang akan dihadiri oleh Gus Miftah di Solo.
“Kami akan yasinan, tahlilan dan tauziah dari Gus Miftah,” imbuh dia.
• Sikat Gigi 2 Kali Sehari Belum Cukup buat Gigi Putih,Ternyata Rahasianya ada di 5 Makanan Sehat Ini
Rombongan ziarah Yan Velia yang terdiri dari keluarga dan perwakilan sobat ambyar dengan menumpang 17 mobil tersebut kemudian langsung kembali pulang ke Solo.
Ia mengaku, tidak singgah ke rumah Saputri, istri pertama Didi Kempot karena masih harus menyiapkan acara tahlilan di Solo.
“Untuk mampir kami takut merepotkan, nanti setelah 40 hari nanti
Ratusan Sobat Ambyar ke Ngawi
Sejumlah sobat ambyar melakukan ziarah ke makam Didi Kempot di Desa Majasem Kabupaten Ngawi. Jelang peringatan 40 hari meninggalnya sang maestro, ratusan sobat ambyar melakukan ziarah ke makam Didi Kempot. (KOMPAS.COM/SUKOCO)
Tak hanya Yan Velia saja yang berziarah ke makam Didi Kempot, para Sobat Ambyar pun menyempatkan diri datang ke pusara sang maestro.
Komalasari misalnya, salah satu sobat ambyar asal Walikukun, Kecamatan Widodaren, Ngawi, yang menangis di makam Didi Kempot.
Komalasari terlihat memegang nisan sang idola sembari berdoa.
• Demi Kebaikan Bersama, Anda yang Batuk dan Flu Sebaiknya Tidak Pergi ke Pasar, Ini Alasannya!
Ia mengaku sedih karena tak bisa mengantar jenazah ke perisitirahatan terakhir.
"Waktu di rumah sakit sudah mau takziah ke sana, tapi karena saya sakit, enggak jadi. Baru kali ini bisa ziarah," kata Komalasri di Desa Majasem, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (11/6/2020).
Tak berapa lama, seorang bocah terlihat khusyuk berdoa di depan makam Didi Kempot. Bocah berusia empat tahun itu bernama Arzen.
Ia datang dari Madiun bersama neneknya, Endang, untuk mengunjungi makam sang idola.
Meski baru berusia empat tahun, Arzen sering menangis jika mendengar lagu Didi Kempot.
Endang mengaku sengaja berziarah karena diajak sang cucu.
"Yang ngajak cucu saya ini, memang senang lagu Didi Kempot yang (judulnya) cendol dawet, dari tadi saya nyari di Google (Maps) buat ke sini," kata Endang.
Lain lagi dengan Indarti, sobat ambyar asal Sragen yang mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Didi Kempot. Indarti datang bersama tujuh saudaranya.
Mereka semua merupakan sobat ambyar.
Indarti mengaku sengaja datang untuk melepaskan kesedihan karena tak sempat mengantar kepergian sang idola.
“Waktu dengar meninggal itu rasanya seperti kehilangan suami. Saya benar-benar sedih,” kata Indarti.
• Ramalan Zodiak Cimta Hari Ini Minggu 14 Juni 2020, Pisces Masalah Sepele Rusak Hubunganmu
Indarti punya pengalaman unik saat menonton konser Didi Kempot di Sragen.
Ia nekat berangkat meski ada hajatan di rumahnya. Saat konser berlangsung, suaminya menelepon menyuruh pulang.
Tapi, Indarti memilih tetap melanjutkan menonton konser.
"Biar dimarahi yang penting bisa nonton Didi Kempot," kata dia sembari tersenyum.
Ratusan Pengunjung Jelang 40 Hari Didi Kempot
Jelang peringatan 40 hari meninggalnya Didi Kempot, ratusan sobat ambyar berziarah ke makam sang maestro campursari itu.
Ketua Karang Taruna Desa Majasem Suroto mengatakan, pada hari biasa, jumlah pengunjung yang ziarah sekitar belasan orang.
Pada akhir pekan, jumlah pengunjung yang berziarah mencapai 100 orang.
“Kalau Hari Minggu bisa lebih 100. Menjelang 40 hari banyak lagi sobat ambyar yang ziarah lebih dari 100 setiap hari,” kata Suroto.
Demi kenyamanan para sobat ambyar berziarah, pemuda Desa Majasem menjaga dan mengatur keluar masuknya kendaraan peziarah agar tertib.
Hal ini dilakukan para pemuda sebagai bentuk balas budi atas kebaikan Didi Kempot.
“Dulu Mas Didi sering membantu kegiatan pemuda di sini. Ini inisiatif pemuda di sini untuk membantu peziarah agar tertib,” kata dia.
Sementara itu, Pemerintah Desa Majasem juga melebarkan jalan menuju pemakaman umum tempat peristirahatan terakhir sang maestro.
Hal itu dilakukan agar peziarah leluasa mengunjungi makam Didi Kempot.
Kepala Desa Majasem Nur Muhammadi mengatakan, lokasi makam juga akan dilengkapi gerbang, tempat singgah, dan musala.
“Saat ini masih pelebaran jalan. Kita juga akan buat gapura masuk dan tempat istirahat untuk peziarah. Musala juga akan kita bangun nantinya,” katanya.
Doa Bersama Peringatan 40 Hari
Pihak keluarga akan menggelar doa bersama di kediaman Saputri, istri pertama Didi Kempot.
Kegiatan itu digelar secara sederhana. Juru bicara keluarga Didi Kempot, Eni Swinawati mengatakan, acara peringatan 40 hari kepergian Didi Kempot itu dihadiri keluarga, teman sejawat almarhum, dan tetangga.
Acara tersebut digelar pada Jumat (12/6/2020) pagi.
“Jumat pagi itu rencananya akan ada khataman alquran sampai sore dan habis shalat isya itu ada zikir, tahlilan dari tetangga,” kata Eni yang merupakan anak angkat Didi Kempot itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peluk Nisan Didi Kempot, Yan Velia Menangis Rindu" dan "Mereka yang "Ambyar" di Makam Didi Kempot"