106 Positif Corona di Jambi
Kadang Tak Dapat Penumpang, Keluhan Penambang Speed Boat di Mendahara Ulu
Dua bulan vakum akibat pandemi Covid-19, penambang speedboat di Dermaga Simpang Kiri, Desa Pematang Rahim Kecamatan
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Dua bulan vakum akibat pandemi Covid-19, penambang speedboat di Dermaga Simpang Kiri, Desa Pematang Rahim Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) harus menelan pil pahit akibat pelanggan yang berkurang.
Speedboat hanya melayani rute penyeberangan antar dua Kecamatan Mendahara Ulu dan Mendahara. Hal tersebut tidak cukup menjamin bagi para pemilik speedboat dapat memaksimalkan penumpang setiap harinya. Tentu saja pendapatan mereka juga berkurang.
Dikatakan Nurdin, penambang speedboat yang biasa mangkal di Dermaga Simpang Kiri mengatakan, sepinya penumpang yang melakukan perjalanan penyeberangan antar dua kecamatan di Tanjabtim yakni kecamatan Mendahara Ulu dan kecamatan Mendahara ini sudah terjadi sejak wabah covid-19 mendera.
"Tengoklah sekarang suasana dermaga sangat sepi, kalau biasonyo ado bae calon penumpang yang nunggu sekarang susah nian," ujarnya, Jumat (12/6).
Menurutnya, pada hari normal biasanya ia dan beberapa rekan lainnya bisa membawa penumpang hingga dua trip dalam sehari. Namun, saat ini dirinya hanya satu kali trayek itupun jumlah penumpangnya tidak full.
"Dari muatan biasanya 8 10 orang penumpang per speedboat, saat ini paling banyak hanya 4-5 penumpang saja," katanya.
Dermaga speedboat Simpang Kiri ini baru 3 hari aktif beroperasi kembali. "Harapan kita setelah lama off bisa banyak penumpang, ternyata masih sepi," ujarnya.
"Bahkan tak jarang ada yang tidak mendapatkan penumpang sama sekali, sehingga modal untuk membeli BBM pun tidak kembali," pungkasnya.
Yunus pemilik Speedboat lainnya bilang, sepinya penumpang speedboat ini tidak hanya berdampak tidak baik pada pemilik dan penambang saja. Namun, juga berdampak pada buruh angkat barang di dermaga tersebut juga ikut terdampak.
"Kondisi itu otomatis, jika penumpang sepi tentu rezeki bagi mereka tukang angkat barang juga hilang," katanya.