Marah Karena Selebaran, Korea Utara Ancam Purus Semua Kontak dengan Korsel
Kantor berita negara KCNA melaporkan, pemerintah Korea Utara pada hari Selasa (9/6/2020) mengatakan akan memutuskan hotline dengan Korea Selatan
TRIBUNJAMBI.COM, SEOUL - Kantor berita negara KCNA melaporkan, pemerintah Korea Utara pada hari Selasa (9/6/2020) mengatakan akan memutuskan hotline dengan Korea Selatan sebagai langkah pertama untuk menutup semua cara kontak dengan Seoul.
Informasi saja, hotline merupakan sambungan telepon langsung yang dibentuk dengan tujuan tertentu, khususnya dalam kondisi darurat atau komunikasi antara pemimpin pemerintahan.
Mengutip Reuters, selama beberapa hari, Korea Utara sudah mengecam Korea Selatan.
Mereka mengancam akan menutup kantor penghubung antar-Korea dan proyek-proyek lainnya jika Korea Selatan tidak menghentikan pembelot mengirim selebaran dan materi lainnya ke Korea Utara.
• Densus 88 Tangkap Dua Otak Pelaku Penyerangan Mapolsek Daha Selatan Yang Tewaskan Satu Polisi
• Selasa (9/6) Rupiah Stagnan di Level Rp 13.885 per Dolar, Emas Antam Turun Jadi Rp 875.000 per Gram
Para pejabat tinggi pemerintah di Korea Utara, termasuk saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, Kim Yo Jong, dan Kim Yong Chol, wakil ketua Komite Sentral dari Partai Buruh Korea yang berkuasa, menetapkan "bahwa kerjasama dengan Selatan harus sepenuhnya berubah menjadi pekerjaan melawan musuh," kata KCNA seperti yang dikutip Reuters.
Sebagai langkah pertama, pada Selasa siang, Korea Utara akan mengakhiri jalur komunikasi di kantor penghubung antar-Korea, dan hotline antara dua kantor militer serta kantor presiden.
Pernyataan resmi ini tampaknya akan menjadi kemunduran untuk mencairkan ketegangan dalam dua tahun terakhir.
Kedua Korea secara teknis tetap berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.
KCNA melaporkan, "Warga Korea Utara marah dengan perilaku licik dari otoritas Korea Selatan yang dengan mereka kita masih memiliki banyak hal untuk diselesaikan."
Laporan itu menuduh pihak berwenang Korea Selatan secara tidak bertanggung jawab membiarkan para pembelot menyakiti martabat kepemimpinan tertinggi Korea Utara.
"Ini adalah tanda permusuhan bagi semua orang kami," kata KCNA.
• PLN Akui Ada 258.000 Pelanggan Tagihannya Membengkak, Bahkan Hingga 200 Persen
• Daftar Promo KFC hingga 30 Juni 2020 - Colonel Rice Fest Rp 25 Ribu, Korean Grill Snack Bucket
"Kami telah mencapai kesimpulan bahwa tidak perlu duduk berhadap-hadapan dengan pihak berwenang Korea Selatan dan tidak ada masalah untuk didiskusikan dengan mereka, karena mereka hanya membangkitkan kekecewaan kami."
Sebelumnya, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Yo Jong, memperingatkan Korea Selatan untuk menghentikan pembelot dari aksinya untuk mengirimkan selebaran ke zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara.
Dia bahkan mengancam akan membatalkan perjanjian militer bilateral baru-baru ini jika kegiatan itu berlanjut.
Kim Yo Jong, yang melayani secara tidak resmi sebagai kepala staf Kim Jong Un, mengeluarkan peringatan itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantor berita negara KCNA pada hari Kamis (4/6/2020).