Berita Viral

Cerita Haru Tanggung Jawab Petugas Pembersih Got Terhadap Sang Ibu yang Stroke, Gaji untuk Berobat

Walau hanya bekerja sebagai pembersih Got, namun tangung jawab Hidayat kepada Ibunya tidak bisa dianggap sepele.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)
Hidayat (35), petugas PPSU Kelurahan Gedong sedang menyuapi ibunya yang stroke saat ditemui di rumahnya di Jakarta Timur, Kamis (4/6/2020). 

"Ibu saya pukul 10.00 WIB pasti saya suapin makan, di situ sambil ngobrol. Ibu sering nangis. Mungkin kasihan saya urusin dia sendiri sambil kerja juga."

"Tapi kalau saya enggak nangis, saya ikhlas rawat orangtua saya," katanya.

Hidayat menyebut ibunya juga sering menangis ketika musim hujan tiba. Sebagai anak ia semakin tak tega membiarkan ibuya di rumah sendirian.

Mau tak mau, ia tetap membawa ibunya dengan memakaikan jas hujan dan menerjang derasnya rintikan hujan.

"Kalau hujan ibu tetap saya bawa. Nanti pas saya nyapu dia saya taruh di tempat teduh. Jadi cuma ngeliatin aja. Di situ dia juga sering nangis tapi sebabnya saya enggak tahu."

"Namun dua bulan terakhir saya tinggal di rumah demi kesehatan ibu karena lagi wabah virus corona. Sehingga usai pulang saya buru-buru suapin ibu makan terus mandiin ibu," ungkapnya.

Hidayat (35), anggota PPSU Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (4/6/2020), sedang membantu ibunya yang terkena stroke.
Hidayat (35), anggota PPSU Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (4/6/2020), sedang membantu ibunya yang terkena stroke. (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Ikhlas Uang Gaji Obati Ibu

Awal 2019, ketika kondisi Heriana semakin parah hingga kesulitan bicara, Hidayat tetap membawa ibunya ke tempat kerjaan.

Di tengah keterbatasan ekonomi sebagai petugas PPSU, Hidayat ikhlas gajinya untuk biaya kontrol sang ibu ke rumah sakit dua kali seminggu.

Cukup masuk akal jika Hidayat tak punya uang tabungan dan kendaraan untuk memudahkan mobilitasnya bekerja.

Ketika ibunya tak dibawa bekerja, Hidayat menggunakan ontel peninggalan ayahnya atau memilih berjalan kaki.

"Yang penting ibu sembuh dan saya tetap bisa rawat ibu serta penuhi kebutuhan ibu," begitu harapan Hidayat.

"Saya masih punya kaki buat jalan. Ada sepeda juga kalau lagi enggak bawa ibu. Makanya enggak pernah ambil pusing," imbuh dia.

Mengetahui perjuangan Hidayat, bekas rekannya sesama PPSU Kelurahan Gedong merasa terenyuh lalu membantunya.

Ia pun memberikan motor meski bukan baru untuk Hidayat pakai sebagai kendaraan operasional selama bekerja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved