Refly Harun Sebut Rezim Jokowi Bak Orde Baru: Tidak Mendapatkan Dipercaya Rakyat Ya Harus Tahu Diri!
Dalam kanal YouTubenya Refly Harun mengungkap terkait isu seminar di UGM yang diberhentikan karena adanya isu ancaman pembunuhan.
TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) belakangan kerap menjadi sorotan publik.
Baru-baru ini Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut angkat bicara soal pemberhentian presiden.
Dalam kanal YouTubenya Refly Harun mengungkap terkait isu seminar di UGM yang diberhentikan karena adanya isu ancaman pembunuhan.
Seminar itu bertajuk tentang pemberhentian presiden yang rencananya digelar oleh Fakultas Hukum UGM.
Namun karena dituduh makar dan mendapatkan ancaman, seminar itu urung digelar.
• Kapsul Herbal China Disebut Bisa Obati Corona, Ilmuwan Top China Dapat Peringatan dari Dokter Kanada
• Warga Lokal Belum Diizinkan Masuk, Sejumlah Pantai di Bali Dibuka untuk Turis Asing
• Beredar Video Dwi Sasono Tunjukkan Ganja Miliknya, Disimpan dalam Guci di Ruangan Bernuansa Etnik
• Terbongkar Rencana Aurel Jika Sudah Menikah Kelak, Ngotot Bujuk Ashanty Jual Rumah: Kamu Ini Maksa!
Kemudian Refly Harun pun mengaku sedih dengan batalnya seminar tersebut.
Sebab menurutnya, setelah era reformasi harusnya tak ada lagi ketakutan-ketakutan terakait hal semacam itu.
"Saya sesungguhnya sedih," ungkap Refly, dikutip Sosok.ID dari YouTube Refly Harun, Senin (1/6/2020).
"Saya berharap setelah terbitnya era reformasi tanggal 21 Mei 1998, di mana kita tahu itu menumbangkan rezim otoriter orde baru, saya berharap tak ada lagi ketakutan oleh sebuah komunitas akademik yang membahas isu-isu tertentu," katanya.
"Sekalipun isu itu berkaitan tentang pemberhentian seorang presiden, misalnya," lanjut Refly.
Refly kemudian menerangkan alasan kenapa kita tidak perlu khawatir dan paranoid dengan isu-isu demikian.
Menurutnya, era kepemimpinan Presiden Jokowi memiliki nuansa yang serupa dengan rezim orde baru.
"Saya pernah mengalami masa kelam orde baru, waktu itu berpendapat begitu takutnya, begitu khawatirnya," kata Refly.
"Khawatir ditangkap, khawatir dipidanakan," lanjutnya.
"Tapi sadar atau tidak, nuansa itu ada saat ini," katanya.