Berita Viral
Siapa Sebenarnya Ruslan Buton, Eks TNI AD Berpangkat Kapten yang Diciduk Karena Minta Jokowi Mundur
Siapa Sebenarnya Ruslan Buton, Eks TNI AD Berpangkat Kapten yang Diciduk Karena Minta Jokowi Mundur
TRIBUNJAMBI.COM - Mantan perwira TNI AD berpangkat kapten, Ruslan Buton diciduk setelah surat terbukanya yang meminta Presiden Joko Widodo mundur viral di media sosial.
Karir Ruslan Buton pada dunia militer termasuk mentereng karena dipercaya memimpin pasukan.
Ruslan Buton lahir pada tanggal 4 Juli 1975.
• Mendadak Anak Ustaz Uje Jadi Sorotan Netizen Saat Live Instagram, Tuai Kritikan karena Merokok
• Ucapkan Selamat Ulang Tahun, Rossa Pilih Unggah Foto Afgan saat Jalani Ospek dengan Pesan Manis Ini
• Harus Sosialisasi dan Butuh Kedisiplinan Warga, Pemkab Bungo Persiapkan Penerapan Menuju New Normal
Pangkat terakhirnya adalah Kapten Infanteri di TNI AD.

Pangkat itu diperoleh saat ia menjabat Pama Yonif RK 732/Banau.
Namun, petaka menghampirinya saat dia menjabat Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau pada 2017 lalu.
Dia terbukti sebagai salah satu dari 10 pelaku yang diduga membunuh La Gode.
La Gode adalah seorang petani cengkeh pencuri singkong parut 5 kilogram seharga Rp20 ribu.
Karena perbuatannya, ia ditahan di Pos Satuan Tugas Daerah Rawan.
Saat itulah Ruslan dan kawan-kawan diduga melakukan penganiayaan hingga La gode tewas.
Pada 2018 dia dijatuhi hukuman penjara 1 tahun 10 bulan.
Pada akhir 2019, Ruslan Buton bebas.
• Abidzar Dikritik Netizen Saat Live IG Sambil Merokok, Umi Pipik Pasang Badan, Singgung Masa Lalu Uje
• Status Tanggap Darurat Covid-19 di Bungo Berlaku Hingga 29 Juni, 3 Posko Covid-19 Diaktifkan Kembali
• Ahli Sebut Surabaya Berpotensi Jadi Wuhan-nya Indonesia, Para Dokter Soroti Ketidakdisiplinan Warga
Ruslan Buton kemudian membuat heboh dengan surat terbukanya yang meminta Jokowi mundur
Dalam surat terbukanya dia juga menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya revolusi rakyat jika Presiden Jokowi tidak mundur dari jabatannya.
“Bila tidak mundur, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat,” kata Ruslan Buton dalam surat terbukanya kepada Presiden Jokowi.
