Update Covid-19 Dunia Kamis(21/5) - 5 Juta Terinfeksi Virus Corona, 10 Negara Kematian Tertinggi

Tetapi, sampai Rabu (20/5/2020) pukul 22:30 GMT atau Kamis (21/5/2020) dini hari telah mencapai 5.076.678 kasus

Editor: Suci Rahayu PK
Capture
Update penyebaran Covid-19 di dunia per Kamis, 21 Mei 2020 

COVID-19 adalah penyakit baru dan kami masih belajar tentang bagaimana penyebarannya" menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Secara umum, infeksi virus pernapasan dapat terjadi melalui: 

- kontak (langsung atau tidak langsung)

- semprotan tetesan (droplets) dalam transmisi jarak pendek

- aerosol dalam transmisi jarak jauh (transmisi udara)

Kontak Tertutup (6 kaki, 1,8 meter) dan Tetesan Pernafasan

Virus ini diperkirakan menyebar terutama dari orang ke orang.

Antara orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain (dalam jarak sekitar 6 kaki atau 1,8 meter)

Melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.

Mempertahankan jarak sosial yang baik (sekitar 6 kaki) sangat penting dalam mencegah penyebaran dari COVID-19.
Apakah 6 kaki cukup?

Tetapi, beberapa ahli yang dihubungi oleh LiveScience berpikir bahwa 6 kaki (1,8 meter) tidak cukup. 

Sebuah studi tentang penularan yang terjadi di sebuah restoran di antara orang-orang pada jarak di atas 1 meter, mengamati bahwa "aliran udara yang kuat dari AC dapat merambatkan tetesan". 

Kelembaban (paling baik jika antara 50% dan 80%)

"Diasumsikan bahwa suhu dan kelembaban memodulasi kelangsungan hidup virus dengan mempengaruhi sifat-sifat protein permukaan virus dan membran lipid".

Kelembaban relatif (RH, atau Rasio Kejenuhan: keadaan kesetimbangan uap di udara kamar) memengaruhi semua tetesan infeksius dengan virus pernapasan, terlepas dari sumbernya (saluran pernapasan atau aerosol dari cairan apa pun) dan lokasi (di udara atau menetap di permukaan).

Kelembaban relatif karena itu mempengaruhi semua cara transmisi tetapi memiliki efek paling nyata pada transmisi udara. 

Eksperimen yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan "korelasi yang mencolok dari stabilitas virus musim dingin pada RH rendah (20-50%), sementara stabilitas virus musim panas atau sepanjang tahun meningkat pada RH yang lebih tinggi (80%)" .

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved