Berita Tanjab Timur
Mencari Berkah Ramadhan, Salat Lima Waktu di Masjid Berusia 100 Tahun di Tanjabtim
“Sejak saat dulu hingga saat ini Masjid tersebut masih banyak dijumpai ornamen dan bagian bagian asli, yang masih terawat hingga saat ini,” ujarnya.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Berdiri kokoh masjid bersejarah di Rantau Rasau, Desa Kampung Lamo, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjabtim.
Masjid yang bernama Nurul Iman tersebut merupakan masjid pertama di Kabupaten Tanjabtim.
Selain memiliki usia cukup tua, juga memiliki peninggalan dan sejarah kisah peradaban kerajaan Melayu Jambi yang terancam hilang.
Seperti desa peninggalan sejarah pada umumnya, selain meninggalkan benda kuno, cerita, juga buku sejarah yang menjadi pedoman anak cucu hingga bergantinya zaman.
• Selain My Neighbor Totoro, Berikut Rekomendasi Film Ghibli untuk Ditonton Bersama Anak
• Bagaimana Nasib Liga 1 2020, Hari Ini PT LIB Gelar Rapat Penentuan Kompetisi Liga Indonesia
• Ketinggian Air Sungai Batanghari Terpantau Naik, APKA di Dermaga Muara Bulian Tercatat 232 cm
Kampung Lamo yang saat ini lebih dikenal dengan nama Desa Rantau Rasau di Kecamatan Berbak tersebut, secara geografis berada persis di pinggiran DAS yang merupakan wilayah-wilayah potensial bagi kerajaan zaman dahulu untuk membangun pemukiman dan kerajaan.
Dengan lokasi yang dipisah oleh sungai Batanghari, sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Sedikitnya membutuhkan waktu 2-3 jam dari Kota Muara Sabak hingga ke lokasi. Untuk sampai ke lokasi sendiri harus menyeberangi sungai menggunakan perahu ketek dengan upah Rp 10-15 ribu per orang.
Ketika setibanya di pelabuhan penyeberangan yang berada di hujung SK 25 Kecamatan Rantau Rasau. Dari pinggiran sungai terlihat samar pemukiman yang masih tradisional yang berada di pinggiran sungai. Namun ada satu bangunan tua yang dari jauh memikat mata dengan gaya dan seni arsitektur kuno membuat bangunan tersebut sangat bernilai sejarah.
Bangunan tersebut merupakan Masjid kuno peninggalan Pangeran Wiro Kusumo pada masa kerajaan melayu jambi lampau, yang dibangun bersama sama dengan penduduk asli kala itu yang dikenal penduduk kampung lamo. Masjid tersebut diberi nama Masjid Nurul Iman (cahaya iman).
Sekitar 15 menit penyebrangan menggunakan ketek, kita sudah sampai di pelabuhan Desa Rantau Rasau dan dapat melihat jelas Kampung lamo tersebut dengan segudang peninggalan sejarah di dalamnya.
Dikatakan Kades Rantau Rasau Azra’i dan juga menjadi tetua di Desa tersebut menuturkan, Kampung lamo tersebut merupakan sebutan bagi masyarakat dulu untuk warga Desa Rantau Rasau kala itu. Dimana kampung lamo ini menjadi kampung pertama yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung timur.
Salah satunya peninggalan sejarah Masjid Nurul Iman yang berada di Jl. Wiro Kusumo Rt 05 Dusun Rasau Jaya, Desa Rantau Rasau Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Tidak diketahui pasti tahun berapa dibangunnya masjid tua tersebut. Namun untuk usianya diperkirakan sudah lebih 100 tahun berdasarkan sejarah kedatangan pangeran Wiro Kusumo Ke Desa Rantau Rasau (Kampung Lamo).
“Sejak saat dulu hingga saat ini Masjid tersebut masih banyak dijumpai ornamen dan bagian bagian asli, yang masih terawat hingga saat ini,” ujarnya.
Meski sudah berusia ratusan tahun, dan tetap kokoh hingga saat ini dikarenakan bahan kayu Masjid yang digunakan masih menggunakan kayu bulian yang terkenal akan kekuatannya. Namun untuk pengoperasiannya tidak sepenuhnya dapat dilakukan di masjid tersebut. Dan hanya dibuka untuk ibadah sholat 5 waktu mengingat kondisi masjid yang sudah tua.
"Kalau untuk Salat Jumat dan shalat hari besar lainnya memakai masjid baru, hal tersebut selain untuk menjaga nilai sejarah juga masjid tua tersebut sudah termakan usia," ujarnya.
Sejak ratusan tahun lalu, hingga saat ini baru Dua kali dilakukan renovasi yaitu pada bagian atap dan lantai bangunan masjid. Untuk bangunan lainnya masih asli. Namun yang menjadi ancaman kondisi masjid berada di pinggiran sungai dan rawan tergerus dan abrasi, selain itu minimnya perhatian dari pemerintah daerah dan Provinsi juga turut disayangkan masyarakat.