Virus Corona
Dampak Pandemi Virus Corona, Ekonomi Jepang Terpukul
Dampak pandemi virus corona memukul perekonomian Jepang, yang terburuk sejak 2015
TRIBUNJAMBI.COM - Dampak pandemi virus corona memukul perekonomian Jepang, yang terburuk sejak 2015.
Dilansir dari BBC, Senin (18/5/2020), pertumbuhan ekonomi Jepang dilaporkan minus 3,4 persen pada periode Januari-Maret 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan ekonomi minus selama dua kuartal berturut-turut merupakan deskripsi teknikal resesi ekonomi.
Jepang bergabung dengan Jerman yang pekan lalu juga resmi masuk ke jurang resesi ekonomi.
Jepang tidak memberlakukan lockdown secara nasional untuk mencegah penyebaran virus corona, namun mengumumkan kondisi darurat pada April 2020. Hal ini memberikan dampak yang sangat buruk bagi rantai apsok dan bisnis di Jepang.
Sementara itu, berdasarkan warta Bloomberg, capaian perekonomian Jepang tersebut lebih baik dari perkiraan sebelumnya, yakni minus 4,5 persen. Ini dibantu oleh konsumsi yang lebih kuat dari prediksi dan belanja swasta sebelum virus corona menyebar.
• Terjawab Sudah, Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Kang Komar Tak Ada Lagi di Sinetron Preman Pensiun 4
Namun demikian, para analis dan pembuat kebijakan setuju bahwa kondisi lebih buruk terjadi pada kuartal ini.
"Tidak diragukan lagi bahwa kuartal ini (kondisi) jauh lebih buruk. Perusahaan-perusahaan susah payah mengamankan pembiayaan dan ini menunjukkan investasi bisnis akan tetap lemah, serta banyak pekerja khawatir dengan upah mereka," ujar Takeshi Minami, ekonom di Norinchukin Research Institute.
Para analis memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jepang akan minus 21,5 persen pada periode April-Juni 2020. Ini merupakan rekor terburuk sejak data ekonomi resmi dirilis pertama kali pada 1955.
• Luna Maya Tegaskan Tak Mau Balikan sama Mantan, Deretan Eks Pacar yang Tak Dapat Lampu Hijau
Kondisi ekonomi yang lesu ini membuat pemerintah Jepang mengeglontorkan stimulus sebesar 117 triliun yen atau 1,1 triliun dollar AS, setara sekira Rp 16.379 triliun.
Angka tersebut setara dengan lebih dari 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) Jepang.
Dalam laporan yang dirilis pemerintah Jepang hari ini, ekspor tercatat merosot hampir 22 persen secara tahunan pada kuartal I 2020. Ini adalah penurunan terbesar sejak tsunami menerjang Jepang pada 2011 silam.
Meskipun terkesan mengalami krisis, namun kondisi Jepang sedikit lebih baik dibanding ekonomi-ekonomi utama dunia lainnya.
China melaporkan pertumbuhan ekonomi minus 6,8 persen pada kuartal I 2020. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat minus 4,8 persen pada Januari-Maret 2020.
Daftar negara maju yang mulai jatuh miskin: