Sejarah Indonesia
Kisah Soeharto yang Tak Terima Ditegur Jenderal TNI Ini yang Singgung Soal Bisnis Anak-anaknya
Kisah Soeharto yang Tak Terima Ditegur Jenderal TNI Ini yang Singgung Soal Bisnis Anak-anaknya
Ketika Soeharto menjabat presiden kedua, hingga lebih dari 30 tahun (1967-1998), Benny Moerdani terus dipercaya sebagai ‘tangan kanan’ Pak Harto.

Benny menangani masalah keamanan, hubungan diplomatik dengan negara lain, sekaligus pengawal presiden yang loyal dan setia.
Tapi meski menjadi seorang loyalis Soeharto, Benny ternyata seorang yang kritis dan berani memberi masukan serta teguran kepada presiden.
Benny Moerdani memang berprinsip.
Meskipun seorang loyalis Pak Harto, Benny bukan tipe penjilat dan suka menjatuhkan orang lain dengan memberikan informasi tidak benar.
Dia berprinsip harus bisa menjauhkan Soeharto dari orang-orang yang suka menjilat atau orang yang suka menfitnah demi mendapat perhatian Soeharto.
Kerisauan menteri pada 1984
Saat anak-anak Soeharto mulai dewasa, pada 1984, sejumlah menteri merasa risau.
Para menteri risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis, tapi dengan cara memanfaatkan kekuasaan bapaknya.
Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista (alat utama sistem senjata) yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI/TNI, bukan oleh warga sipil.
Pertemuan di meja biliar
Ketika ada kesempatan bermain billiar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri ‘menegur’ Soeharto.
Teguran Benny Moerdani ke Soeharto itu terkait bisnis anak-anaknya yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.
Soeharto ternyata tidak terima oleh teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar.
Setelah itu, hubungan Soeharto dan Benny Moerdani memburuk.