Hasil Penelusuran tentang Klaster Sampoerna Rungkut yang Meninggal Dunia, Bikin Kaget Orang

Selain itu sebanyak 165 orang karyawan yang melakukan tes swab dan masih menunggu hasil apakah terinfeksi virus SARS-CoV-2 ataukah tidak.

Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Zulkifli Azis
Ilustrasi ruang perawatan pasien corona 

TRIBUNJAMBI.COM, SURABAYA - Penelusuran yang dilakukan Tim Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 terhadap riwayat dua karyawan pabrik rokok Sampoerna di Rungkut, Surabaya yang meninggal dunia, hasilnya sangat mengejutkan.

Kedua orang tersebut memiliki riwayat keluar masuk Pasar Tradisional di Kota Surabaya.

Oleh sebab itu, Tim Gugus Tugas, mengimbau pada masyarakat agar waspada penularan di Pasar Tradisional

Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Kohar Hari Santoso, mengatakan dua orang yang menjadi kasus pertama klaster Sampoerna dan sudah meninggal dunia tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri maupun bepergian ke daerah episentrum maupun daerah yang wabah parah.

Login www.pln.co.id atau WA 08122123123 untuk Dapat Token Listrik Gratis 6 Bulan, Bagi Bisnis Kecil

Jadwal Belajar dari Rumah Hari Ini Senin 4 Mei 2020, PAUD, SD, SMP dan SMA, Live Streaming di TVRI

Perang Panas Khofifah Vs Risma Imbas Corona Klaster Pabrik Sampoerna, Tuding Walikota Surabaya Lelet

"RIwayat perjalanannya, dia tinggal di tempat khsusus pegawai, maka riwayatnya ya hanya dari tempat tinggal ke pasar, itu saja," tutur Kohar saat diwawancara di Gedung Negara Grahadi, Minggu (3/5/2020), malam.

Dari dua orang tersebut, kini sudah 63 orang karyawan lain yang sudah dinyatakan positif covid-19.

Selain itu sebanyak 165 orang karyawan yang melakukan tes swab dan masih menunggu hasil apakah terinfeksi virus SARS-CoV-2 ataukah tidak.

Menurut Kohar, bisa jadi virus yang menjangkiti dua orang yang lebih dulu meninggal dunia itu cukup ganas sehingga dampak penularannya juga cukup luas.

Saat ini, Kohar, menyebut mereka yang 91 orang diisolasi di hotel, dan masih dalam pemantauan.

Mereka masih akan dilakukan observasi secara mandiri.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di klaster itu bertambah lagi sebanyak 29 orang.

Hasil tersebut merupakan hasil swab dari 42 orang karyawan yang dilakukan swab pada Jumat (1/5/2020) lalu.

"Untuk klaster Sampoerna sudah terkonfirmasi ke kami sejak tanggal 28 April kemarin dan koordinasinya sudah sangat intensif. Kemarin kita sudah melakukan swab dari 46 orang ada 34 di antaranya terkonfrimasi positif, lalu juga dilakukan swab lagi ditahap kedua didapat hasil dari 42 orang yang diswab ada 29 orang terkonfirmasi positif," tegas Khofifah saat diwawancara di Mapolrestabes Surabaya, Minggu (3/5/2020).

Total tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster Sampeorna Kali Rungkut ada sebanyak 63 orang.

Jika ditambah dengan dua orang yang sudah meninggal dunia, maka total kasus covid-19 di klaster ini mencapai 65 orang.

Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini, Senin 4 Mei 2020 untuk 11 Kabupaten/Kota Se-Provinsi Jambi

Download Lagu MP3 Spesial Nissa Sabyan Kompilasi Religi, Ada Juga Video Habib Syech dan Haddad Alwi

Gubernur pertama perempuan di Jatim, mengatakan saat ini pihaknya sedang mengupayakan penyediaan layanan rumah sakit tempat perawatan karyawan pabrik yang sudah dinyatakan positif itu.

Pasalnya, dengan jumlah yang cukup besar, tentunya dibutuhkan ketersediaan bed yang memadai agar seluruh pasien bisa mendapat perawatan maksimal.

"Berdasarkan koordinasi kemarin, baru 25 orang yang sudah dibawa ke RS, sisanya atau sebagian lain masih ada di ruang observasi yaitu di salah satu hotel di Surabaya. Dengan jumlah yang besar ini, akan sangat memungkinkan ada efektivitas treatmen jika pihak perusahaan ikut melakukan koordinsi dengan rumah sakit tertentu sehingga layanan bisa maksimal," terang Khofifah.

Perdebatan

Meninggalnya 2 karyawan pabrik Sampoerna akibat virus corona kini masih menjadi perbincangan banyak publik.

Akibatnya ratusan karyawan lain yang bekerja di pabrik Sampoerna harus menjalani serangkaian tes virus corona.

Melansir Kompas.com, hasil tes swab gelombang pertama menyebutkan, 34 dari 46 orang yang menjalani pemeriksaan, positif Covid-19.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur sekaligus Direktur Utama RSU dr Soetomo Surabaya dr Joni Wahyuhadi mengatakan, kasus di pabrik Sampoerna adalah bukti bahwa virus ini sangat infeksius.

 Begini Tata Cara Bayar Fidyah Bagi yang Tak Dapat Menjalankan Ibadah Puasa Karena Sakit.

 Kronologi Kecelakaan Tunggal Supercar McLaren, Sempat Slip Hingga 2 Kali Tabrak Pohon Palem

 Mahasiswa Asal Indramayu Hilang Misterius Setelah Dari Jerman, Ibu Terima 6 Panggilan Tak Terjawab

 Data Pengguna Tokopedia Bocor, Begini Cara Cek Apakah Akun Anda Jadi Korban!

Fakta ini bahkan sukses mengejutkan pihak RSU dr Seotomo Surabaya, sebab masih ada 54 karyawan lain yang belum menjalani tes gelombang kedua.

"Gelombang kedua sisanya baru melakukan swab Jumat dan paling cepat Sabtu hasilnya baru keluar," ujar Joni, dikutip dari Kompas.com.

Surabaya lantas menjadi penyumbang infeksi virus corona yang besar di Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun menyayangkan respon Pemkot Surabaya yang dinilai lelet dan lamban dalam menangani kasus tersebut.

Khofifah menyebutkan, kasus itu telah dilaporkan oleh pihak pabrik ke Dinas Kesehatan Surabaya pada 14 April 2020.

Tepat saat dua karyawannya meninggal dunia.

"Mungkin tidak detil informasinya. Jika laporannya detil mungkin akan melalukan respons cepat," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (1/5/2020) malam.

Menurut Khofifah, respon cepat dalam kondisi seperti ini akan membantu mencegah laju infeksi virus corona.

Sementara itu, Pemerintah Surabaya melalui Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser membantah tudingan Khofifah.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser dan Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita saat menggelar jumpa pers soal kasus Covid-19 di pabrik rokok PT HM Samporna Tbk di Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).Dok. Pemkot Surabaya
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser dan Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita saat menggelar jumpa pers soal kasus Covid-19 di pabrik rokok PT HM Samporna Tbk di Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).

Fikser mengatakan, pemkot Surabaya tak pernah main-main dalam menangani pandemi ini, termasuk kasus di pabrik Sampoerna.

Menurutnya, saat menerima laporan adanya dua karyawan meninggal, mereka sesegera mungkin bertindak dengan memanggil pihak perusahaan.

Pemkot Surabaya lah yang mendorong perusahaan untuk segera melakukan rapid test secara masif.

"Pemerintah kota tidak pernah terlambat, Ibu Gubenur (Jawa Timur) tidak benar. Awal mulanya pada tanggal 2 April yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan," kata Fikser, Sabtu (2/5).

Pasien sakit itu lantas dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani swab tes di rumah sakit berbeda.

Menurut Fikser, saat dua karyawannya meninggal dunia, pemerintah Surabaya juga terus melakukan pemantauan kasus dii pabrik Sampoerna.

"Begitu kami ketahui, tanggal 16 April Dinkes memanggil perusahaan Sampoerna. Jadi, bukan perusahan yang melapor, tapi kami yang memanggil. Kami yang menemukan. Monggo (silahkan) bisa tanya ke Sampoerna," katanya.

Bukan hanya Fikser, Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita juga tak setuju dengan tudingan Gubernur Jawa Timur.

Sebab kata Febria, saat dua pegawai pabrik meninggal dunia, pihaknya langsung meminta 506 pegawai lain isolasi mandiri.

Tracing juga dilakukan secara intensif untuk menetukan status ODP dan PDP.

"Saat itu, puskesmas melakukan tracing dan ditemukan terdapat data kontak erat dengan karyawan," kata Febria.

"Kami begitu tahu satu orang sakit langsung kami cari siapa orang dalam pemantauan (ODP) mana dan pasien dalam pengawasan (PDP) nya," lanjutnya.

"Jadi, tidak benar kalau kami terlambat dalam penanganan Covid-19. Kami pun mencarikan tempat tidur mereka yang positif dan sudah dapat seratus untuk karyawan Sampoerna. Dan memantau sekitar 200 orang keluarga karyawan," ujarnya.

Adapun dalam kesempatan sebelumnya, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma membongkar kasus corona di pabrik Sampoerna.

Mengutip Tribun Jatim, Risma mengatakan bahwa kasus itu berawal dari kebohongan pegawai, dimana dua orang berstatus PDP nekat berangkat bekerja meski telah diminta untuk isolasi.

Sehingga upaya tracing digencarkan dan ratusan karyawan menjalani rapid test serta karantina di salah satu hotel di Surabaya.

Sementara rapid test menunjukkan adanya 100 karyawan positif, dengan 34 positif swab test gelombang pertama, dan akan dilakukan swab test gelombang kedua. 

 Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Hasil Penelusuran Tim, Klaster Sampoerna Rungkut yang Meninggal Dunia Sering ke Pasar Tradisional

Berikut Ini Tips Agar Produktif selama Puasa Ramadan, Sempatkan Tidur Siang dan Buat Daftar Kegiatan

Luna Maya Cuma Senyum-senyum Saat Ariel Noah dan Pevita Pearce Pernah Ketangkap Basah Nonton Bioskop

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved