Virus Corona di Jambi
Suasana Ramadan di Masjid Magat Sari Saat Pandemi Covid-19, Tidak Ada Tarawih dan Buka Bersama
Masjid Raya Magat Sari masih menjadi tempat masyarakat meraih berkah Ramadan. Namun, ada yang berbeda di masjid yang berdiri sejak 1906 itu pada Ramad
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Di satu sudut di Kota Jambi, ada masjid tua yang masih berdiri kukuh dan menjadi sentra ibadah umat Islam. Masjid Raya Magat Sari masih menjadi tempat masyarakat meraih berkah Ramadan. Namun, ada yang berbeda di masjid yang berdiri sejak 1906 itu pada Ramadan tahun ini.
Selasa (28/4/2020) siang, Tribunjambi.com mendatangi satu di antara masjid yang menyimpan sejarah perkembangan Islam di Jambi itu. Di luar pagar masjid, ada dua galon berisi air dan sabun untuk mencuci tangan.
Dua kipas angin menyala di gerbang masjid. Aroma disinfektan tercium bersama percikan air yang dibawa embusan angin dari kipas angin itu.
Di luar pintu masuk, ada beberapa imbauan yang disampaikan untuk masyarakat, guna mencegah penyebaran wabah corona virus disease (Covid-19).
• Syarif Fasha: Juru Bicara Provinsi Jambi Tak Pernah Koordinasi dengan Pemkot Soal Zona Merah
• Pernah Kontak dengan 3 Pasien Positif Corona, OTG di Tanjab Barat Diisolasi di Ruang Bekas Puskesmas
• Jumlah Warga Terpapar Covid-19 di Batanghari Bertambah, Dua Orang Positif Rapid Test
Di antaranya, masyarakat diimbau membawa sajadah dari rumah, menjaga kebersihan dan tetap mencuci tangan dengan sabun. Selain itu, ada juga imbauan untuk tidak ke masjid dan beribadah di rumah bagi yang sakit, serta tetap meningkatkan ibadah dan selalu berdoa agar dijauhkan dari musibah.
Masjid itu tidak seramai Ramadan sebelumnya. Hanya ada beberapa orang yang tampak di teras. Di dalamnya, ada orang-orang yang menyibukkan diri membaca Alquran, duduk atau bersandar di tiang dan dinding masjid. Ada juga yang menunaikan salat. Sementara sebagian lain ada yang tidur, melepas lelah, atau melakukan ibadah lainnya.
Tapi Masjid Magat Sari tidak seramai Ramadan biasanya. Tidak ada orang-orang yang memadati teras masjid. Tidak ada buka bersama yang sering diramaikan hidangan-hidangan khas. Tidak ada tarawih.
Anggota pengurus Masjid Raya Magat Sari, Syafiq mengatakan, biasanya ada buka puasa yang dilakukan di sana dan siaran langsung menunggu waktu berbuka puasa itu. Kegiatan itu dihadiri 150 orang fakir miskin dan musafir dari berbagai daerah. Namun karena pandemi Covid-19, pihak pengurus masjid meniadakan kegiatan itu.
Sebagai gantinya, masih ada siaran langsung, sembari menunggu waktu berbuka, yang dapat masyarakat dengar melalui radio.
"Dikarenakan pandemi Covid-19, maka Masjid Raya tidak mengadakan buka puasa bersama, hanya mengadakan siaran langsung saat menunggu waktu buka, yang disiarkan langsung oleh Radio Manggis, 96,00 fm," katanya.
Kegiatan tersebut terlaksana atas kerja sama antara pihak Masjid Raya Magat Sari, Radio Manggis, dan PT Telkom.
Kendati tidak ada buka bersama, masyarakat masih bisa mendapat berkah dari pembagian makanan. Syafiq bilang, sejak hari puasa pertama, ada saja para dermawan yang mengantarkan makanan ke Masjid Raya. Setiap sore, pengurus masjid membagikan makanan itu pada para pengendara yang melintas dan masyarakat yang masih beraktivitas di Masjid Raya.
Pihak masjid pun ikut membantu pemerintah dengan mengikui imbauan yang ada.
"Sesuai dengan instruksi bapak wali kota, kita tidak mengadakan salat tarawih dan berbuka puasa bersama di Masjid Raya," katanya.
Meski begitu, Masjid Raya Magat Sari tetap menjadi tempat sejumlah umat Islam dalam mengejar berkah Ramadan. Suara lantunan ayat suci Alquran tetap terdengar dari orang-orang yang duduk di masjid. Kumandang azan menggema setiap waktu salat masuk. Dan orang-orang masih ke masjid, dengan tetap mengindahkan imbauan yang disampaikan pemerintah setempat.
Semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu, dan Masjid Raya Magat Sari kembali dipadati Umat Islam dari berbagai daerah, seperti tahun-tahun yang lalu.(Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)