Sebanyak 15 Kasus Kebakaran di Kota Jambi Terjadi Hingga April ini, Kerugian Ditaksir Rp 1,5 Miliar

Rinno menjelaskan terkait kendala saat di lapangan, yaitu apabila terjadi kebakaran di siang hari atau di jam-jam sibuk maka akan terjadi kemacetan...

Penulis: Miftahul Jannah | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI/MAREZA
Rinno, Kabid Operasi Kebakaran dan Penyelamatan BPBD Kota Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Jambi, mencatat jumlah kasus kebakaran di tahun ini, dari Januari hingga April berjumlah 15 kasus dengan total kerugian sekitar Rp 1,5 miliar.

Sedangkan, kasus kebakaran di tahun 2018 sebanyak 85 kasus dengan total kerugian lebih kurang Rp 23,5 miliar. Kejadian terbesar pada 2018 yaitu kebakaran di Hotel Novita.

Kemudian kasus kebakaran di tahun 2019 sebanyak 130 kasus, namun 71 kasus di antaranya yakni kasus karhutla. Kerugian yang ditaksir sekitar Rp 2,5 miliar.

Terungkap 3 Anak Kim Jong Un yang Dirahasiakan Negara Korea Utara hingga Kini, Ini Identitasnya

Jadwal Imsak Jakarta Hari Ini 27 April 2020 di Ramadhan 2020 dan Buka Puasa Seluruh Indonesia

Di Tengah Pandemi Covid-19, Perusahaan Tetap Wajib Berikan THR Kepada Karyawannya

"Memang jumlah kejadian meninggi di tahun 2019, tapi kerugiannya mengecil karena yang lebih banyak karhutla," kata Kabid Operasional Damkar Kota Jambi Rinno, Senin (27/4/2020).

Selain itu, dirinya juga menjelaskan terkait jumlah armada yang saat ini berada di pos-pos pelayanan, yaitu berjumlah 13 armada.

"Karena pos pelayanan kita ada 4, setiap pos pelayanan disiapkan satu unit armada, jadi total 4 unit dan di Mako Damkar terdapat 9 unit, yang masih ready saat ini sekitar 4 unit," ujarnya.

"5 unit dipakai, karena kita saat ini sibuk dengan masalah Covid-19, sehingga armada kita kemarin digunakan untuk penyemprotan disinfektan memang ada kerusakan-kerusakan yang harus diperbaiki dan 5 kendaraan tersebut sedang menunggu antri untuk diperbaiki untuk mendukung kendaraan yang sudah ready," lanjutnya.

Dirinya juga mengatakan dengan jumlah kendaraan sebanyak itu belum dapat dikatakan ideal, Karena untuk ukuran Kota Jambi dengan kepadatan penduduk sekitar 700 ribu saat ini, seharusnya armada yang dimiliki Damkar saat ini sekitar 20-25 unit yang siap digunakan.

Selain itu, untuk personil Damkar seharusnya sekitar 500-600 personil, namun saat ini personil yang siap di lapangan hanya berjumlah 163 orang.

"Dan kalau dikatakan ideal sampai saat ini belum dapat dikatakan ideal tapi kita berusaha semaksimal mungkin, untuk melakukan pelayanan dan penanggulangan kebakaran kepada masyarakat, tetap kita upayakan dengan sumber daya semampu kita," tuturnya.

Rinno menjelaskan terkait kendala saat di lapangan, yaitu apabila terjadi kebakaran di siang hari atau di jam-jam sibuk maka akan terjadi kemacetan di beberapa titik. Namun, apabila kejadian tersebut terjadi di tengah malam atau subuh akan mudah untuk melakukan evakuasi.

"Karena lokasi tempat kejadian itu tidak bisa kita prediksi, ada yang bisa masuk kendaraan ada yang tidak apabila tidak bisa masuk kendaraan, di situlah kita mengalami kendalanya," ujarnya.

Sementara untuk portal di kota-kota kata Rinno, sudah berhasil disosialisasi ke Kelurahan sehingga portal-portal tersebut tidak mengganggu kendaraan Damkar saat beroperasi.

"Dari Damkar berharap jika pemerintah Kota Jambi memiliki dana Kami memohon ada penambahan, baik dari sarana maupun prasarana operasi penanggulangan maupun penyelamatan baik dari bidang evakuasi tawon ular, biawak dan sebagainya," kata dia.

"Itu kita harapkan kelengkapan operasi di lapangan, baik itu armada maupun APD personil yang ikut operasi," pungkasnya. (Miftahul Jannah)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved