Ramadan 2020
Di Antara Dosa Besar yang Sering Dilakukan Saat Ramadan Adalah Ghibah, Menggunjing! Ini Alasannya
Tahukah jika Ghibah atau menggunjing merupakan dosa besar terutama saat Ramadan
TRIBUNJAMBI.COM - Tahukah jika Ghibah atau menggunjing merupakan dosa besar terutama saat Ramadan.
Di antara ghibah yang kerap terjadi adalah melalui perantara media sosial.
Dalam surat Al-Hujurat ayat 12, menjelaskan bahwa ghibah atau menggunjing sama saja dengan memakan daging bangkai saudara kita sendiri.
Allah S.W.T berfirman pada Nabi Musa A.S, “Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertobat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka.”
• Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Dikabarkan Meninggal Dunia Sabtu 25 April 2020 Malam
Kelak di akhirat, orang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah S.W.T pada orang yang dighibahnya.
Amal kebaikan akan dibayarkan pada orang yang pernah dizalimi, amal kebaikannya akan habis dan amal buruk orang-orang yang dizalimi ditimpakan pada dirinya.
Mengutip dari nu.or.id, dalam Al Quran menjelaskan tentang pentingnya bersikap baik di media sosial dan internet.
"Dalam Al-Qur'an ditemukan beberapa kata kunci tentang komunikasi negatif. Kata kunci ini pada saat yang sama juga mengisyaratkan tentang pentingnya sikap hati- hati, mawas diri dan cerdas literasi tentang media sosial," kata Prof Huzaemah.
Ada 4 tuntunan dalam Al-Qur'an untuk umat muslim yang memakai media sosial :
• Link Live Streaming TVRI Jadwal Belajar Dari Rumah Hari Ini Minggu 26 April 2020
1. Qaul zur
Qaul zur artinya perkataan buruk atau kesaksian palsu. Termasuk dalam kategori ini adalah memperindah suatu kebohongan atau tazyin al-kizb.
Dalam Al-Qur'an QS Al-Hajj ayat 30, ada perintah menjauhi Qaul zyr disampaikan bersamaan dengan menyembah berhala.
"Kesaksian palsu merupakan dosa besar, sama dengan dosa syirik," kata Huzaemah.
2. Tajassus dan Ghibah
Tajassus berarti mencari-cari kesalahan orang lain. Sementara ghibah adalah membicarakan aib atau keburukan orang lain.
Rasulullah SAW sudah menyatakan bahwa dosa ghibah lebih berat dari dosa zina:
الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ
Artinya : “’Ghibah itu lebih berat dari zina.’” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,’” (HR At-Thabrani).
3. Namimah atau Mengadu Domba
Maksudnya adalah seseorang membawa kabar pada pihak lain bermaksud mengadu domba. Namimah berkait melakukan provokasi atau mengajak orang-orang melakukan tujuan tertentu.
"Sebaiknya kita berhati-hati ketika mendapatkan berita melalui media sosial. Jangan buru-buru men-share berita-berita yang belum diketahui kebenarannya. Jika diketahui kebenarannya perlu ditimbang apakah apakah berita tersebut mendapatkan manfaat atau justru mendatangkan mudarat," jelas salah seorang anggota A'wan (Dewan Pakar) PBNU ini.
4. Sukhriyah artinya merendahkan atau mengolok-ngolok orang lain
Dalam surat Al-Hujurat ayat 11, menjelaskan tentang larangan orang berimah untuk menjelekkan orang lain.
"Boleh jadi yang diolok-olok lebih mulia di sisi Allah," kata Prof Huzaemah.
(Tribunjogja.com | Dwi Latifatul Fajri)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hukum Menggunjing Alias Ghibah ke Orang Lain di Sosial Media saat Puasa Ramadhan