Ramadan ini Pasar Bedug di Sarolangun Ditiadakan, Para Pedagang Protes dan Datangi Kantor Bupati

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Bulan Ramadan atau bulan puasa bagi umat muslim tinggal menghitung hari akan tiba.

Bulan Ramadan yang identik dengan kegiatan yang unik termasuk pasar bedug yang menjajakan berbagi jenis kudapan untuk berbuka puasa kini ditiadakan.

Hal ini seiring dengan upaya pencegahan pandemi virus corona. Di Kabupaten Sarolangun, pasar bedug yang identik dibuka menjelang sore ini, untuk sementara ditiadakan.

• Dinas Perkebunan Tanjabtim Sebut Penurunan Harga TBS Tergantung Perusahaan Menyesuaikan Lapangan

• Update Data Virus Corona di Indonesia Senin 20 April 2020, 6.760 Positif, 747 Sembuh, 590 Meninggal

• Walikota Fasha Serahkan Paketan Sembako ke Beberapa Sekolah di Kota Jambi

"Dalam surat bupati dak boleh, ditiadakan. Kita hindari itu (kerumuman). Jadi mungkin kalau nak beli dengan cara online," kata Sekda Sarolangun, Endang Abdul Naser, Senin (20/4/2020).

Sementara itu, Kepala Disperindagkop, Kasiyadi mengatakan jika keputusan itu sesuai dengan nota dinas pihaknya kepada Bupati Sarolangun bahwa pihaknya sepakat untuk tidak melaksanakan secara total pasar bedug.

Katanya, hanya saja perihal itu sudah diketahui oleh beberapa pedagang dan mereka menolak terkait hal itu.

"Ibu-ibu pedagang masih tetap ngotot (buka pasar bedug," katanya.

Katanya, ada sekitar 24 orang pedagang pasar bedug mendatangani kantor bupati dan mengakibatkan penumpukan massa.

Lanjutnya, jika hal itu sudah diarahkan ke sekretariat tim gugus tugas Covid-19, hal ini untuk mencari jalan terhadap pedagang pasar bedug.

"Atas dasar itu kami mau rapat besok tekait keluhan warga dengan tim yang terlibat dari Covid-19, besok keputusannya," jelasnya. (Wahyu)