Virus Corona di Jambi

Gas 3 Kg di Tanjabbar Mahal, YLKI Pastikan Pangkalan yang Bermain Harga Bakal Tutup

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kabupaten Tanjabbar banyak menerima laporan terkait dengan adanya penjualan gas 3 kg yang dijual dengan...

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi/Mareza
Ilustrasi pangkalan gas 

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kabupaten Tanjabbar banyak menerima laporan terkait dengan adanya penjualan gas 3 kg yang dijual dengan haga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Tidak hanya laporan, YLKI juga memantau hal tersebut di media sosial.

Ini disampaikan oleh Ketua YLKI Tanjabbar, Hamka. Ia menyebutkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Pertamina dan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Tanjabbar terhadap hal ini.

Diprotes Tetangga Lantaran Masih Banyak Tak Dapat Sembako, Dewi Persik: Sudah Jelas Ya!

Siap-siap Kartu Prakerja Gelombang Kedua Dibuka Hari Ini Senin 20 April 2020 di prakerja.go.id

ODP dan PDP di Kabupaten Sarolangun Masih Nihil, Ini Kata Sekda Endang Abdul Naser

"Di medsos juga kita pantau ada keluhan masyarakat, kalau ada pangakalan yang malam datang stok gas, besok paginya sudah habis. Ini yang akan kita tindak lanjuti," sebutnya, Senin (20/4/2020).

Ia menyebutkan bahwa di tengah wabah virus corona di Tanjab Barat ini, beberapa oknum memanfaatkan dengan menumpuk gas dan bahkan menjual harga gas dengan harga yang terbilang cukup mahal yakni di atas Rp 20 ribu.
Menurutnya jika harga gas LPG dijual dengan harga HET, ini cukup membantu masyarakat miskin di tengah Covid-19.

"Seharusnya masyarakat terbantu jika harga gas murah, sekarang dengan gas mahal dan dikatakan langka jadi menambah beban masyarakat miskin," katanya.

Di sisi lain, diungkapkannya bahwa saat ini kondisi gas tidaklah langka. Namun katanya ada oknum yang mendistribusikan ke daerah lain, artinya didistribusikan tidak diperuntukan untuk orang yang seharusnya mendapatkan gas 3 kg.

"Keluhan masyarakat yang mengatakan bahwa gas langka kemudian gas mahal saya pastikan bahwa sebenarnya gas tidak langka. Artinya apa ada oknum yang bermain apalagi di saat Covid-19 ini," tegasnya.

"Keluhan masyarakat ini jadi pertanyaan, bahkan jika yang mengeluhkan ini kan kebanyakan warga Tanjabbar, jadi kami bahkan menduga gas ini dijual ke daerah lain," tambahnya.

Sementara itu, terhadap laporan dan pemantauan selama ini, saat ditanyakan apakah agen dan pangkalan yang ada di Tanjabbar melakukan modus yang sama dengan menaikan harga karena gas langka.

"Sebagian besar pangkalan disinyalir memanfaatkan momen Covid-19 ini untuk menaikan harga," ungkapnya.

Terhadap hal tersebut pihaknya akan mengusulkan untuk melakukan penutupan oleh pihak pertamina dan berkoordinasi dengan Diskoperindag. Pihaknya akan meminta untuk ditindak tegas dengan melakukan penutupan.

"Agen gas atau pangkalan gas yang menjual di atas harga het, kami pastikan bahwa pada bulan puasa ini akan di tutup. Ini yang akan kita koordinasikan dengan pertamina dan Koperindag. Jadi kami minta untuk agen dan pangkalan jangan mainin harga," pungkasnya. (Samsul)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved