Kasus DBD di Kota Jambi Merebak, Hingga April Tahun Ini 7 Orang Meninggal Dunia
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Jambi, Nur Indrayeti mengatakan, wilayah yang dominan terkena DBD adalah Kecamatan Paal...
Penulis: Miftahul Jannah | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) kini terus merebak di Kota Jambi.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak lengah terhadap DBD di tengah virusa corona di Jambi.
Dinkes Kota Jambi mencatat, jumlah pasien yang terkena DBD pada 2020 dari Januari hingga April berjumlah 537 orang, 7 orang di antaranya meninggal dunia.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Jambi, Nur Indrayeti mengatakan, wilayah yang dominan terkena DBD adalah Kecamatan Paal Merah dengan total 118 orang, dan 3 di antaranya meninggal dunia.
• Rangga Azof & Cut Syifa Jalani Taaruf, Isunya Bocor? Sahabat Aktor Akui Fakta Soal Pemeran Samudra
• VIDEO Kemenkumham Telusuri Informasi Napi di Lampung Bayar Puluhan Juta untuk Bebas Lewat Asimilasi
• Peringatan Dini Cuaca Provinsi Jambi 14-16 April 2020 Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir
"Januari terdapat 207 kasus DBD, dan 1 orang meninggal dunia. Sedangkan, pada Februari terdapat 179 kasus, 3 orang meninggal dunia," katanya, Selasa (14/4/2020).
Sementara Maret terdapat 133 kasus DBD, meninggal dunia 1 orang. Dan pada April ini terdapat 18 Kasus DBD, meninggal dunia 2 orang.
"Data yang meninggal tersebut di antaranya, 3 orang di Kecamatan Paal Merah meninggal dunia di Februari, di Alam Barajo 1 orang meninggal dunia. Pada April di Kota Baru meninggal 1 orang. Lalu 2 orang di Jambi Selatan meninggal tercatat pada Januari 1 orang dan Maret 1 orang," jelasnya.
Dirinya mengatakan yang dominan terkena DBD, masih di wilayah Paal Merah sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Nur Indrayeti mengatakan jika dibandingkan kasus DBD di 2019 lalu, jumlah kasus DBD tahun ini mengalami peningkatan.
Dirinya juga mengatakan sepanjang tahun 2019, kasus DBD sebanyak 140 dengan jumlah kematian 11 orang.
"Kasus DBD tahun 2019 lebih sedikit di bandingkan 2020," kata dia.
Sementara pada 2018 jumlah DBD terdapat 220 kasus, dan yang meninggal 1 orang. Namun, pada 2018 wilayah yang dominan terkena DBD adalah wilayah danau sipin sejumlah 39 orang.
"Di tahun 2018 sejumlah 220 , meninggal 1 orang, wilayah yang paling banyak terkena danau Sipin sejumlah 39 orang," kata dia.
Lanjutnya, masyarakat saat ini lebih fokus terhadap Covid-19 sehingga melupakan, untuk tetap melakukan antisipasi terhadap DBD.
"Orang-orang saat ini banyak dirumah saja, mungkin karena Covid-19 ini mereka memulai lagi memakan makanan kaleng, Dan buang sampah sembarangan kemungkinan itu bisa menjadi salah satu penyebabnya," tuturnya.