Virus Corona
Tangis Ganjar Pranowo Pecah Minta Maaf soal Penolakan Jenazah Corona di Daerahnya: Ini Terakhir Kali
Baru-baru ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecam keras penolakan jenazah seorang perawat yang terkena virus corona di Ungaran, Jawa Tengah.
Apalagi tenaga medis termasuk perawat, merupakan garda terdepan dalam penanganan Virus Corona.
"Karena kita tahu teman-teman perawat ini kan sedang berjuang hidup mati, ingin menyelamatkan masyarakat yang terkena Virus Corona."
"Mereka ini dalam suasana pekerjaan yang penuh dengan kecemasan tinggi."
"Dia harus menyelematkan orang lain, dia harus menyelamatkan dirinya sendiri di saat APD kita yang memang sangat terbtas," ungkapnya.
Sehingga ia merasa maklum jika masalah ini viral di media sosial.
"Ini memukul mental semua perawat Indonesia yang akhirnya muncul respons berlebihan di media sosial," lanjutnya.
Menurutnya, penolakan tersebut membuat para perawat disia-siakan.
"Inilah respons spontan kami dari perawat karena seharusnya kami dihargai, diberi semangat, sedang membutuhkan pengakuan dari masyarakat yang dilayani, yang justru diterima penolakan yang menghinakan dan kami merasa disia-siakan."
"Ini yang kemudian teman-teman merasa bahwa ini tidak pantas, perlakuan yang diperoleh dari rakyat terhadap pejuang kemanusiaan yang menjaminkan hidupnya pada masyarakat," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Edy mengatakan dirinya sebenarnya sudah bertemu dengan Ketua RT dan RW setempat.
"Ya jadi saya sudah ketemu dengan Ketua RW dan RT ketakutan jenazah yang berlebihan atau stigma ini memang terjadi di masyarakat," lanjutnya.
Meski demikian, ia menilai bahwa menyadarkan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama.
"Ini tugas kita bersama jadi masyarakat sekarang harus dipahamkan bahwa standar protokol jenazah Covid-19 sebetulnya sudah dilakukan sedemikian rupa," sambungnya.
Edy menerangkan, jenazah pasien Covid-19 itu dibungkus beberapa lapis sehingga virusnya tak keluar.
"Mulai dari jenazahnya, kemudian dibungkus plastik, dibungkus kain kafan, plastik lagi baru pakai kantong jenazah, baru kemudian dipeti dan sudah dilakukan dekontaminasi."