Renungan Kristen
Khotbah Kamis Putih (9/4) GKSBS Palmerah Jambi - Terbakar Api Amarah
Hari Kamis Putih ini juga disebut Kamis Suci (bahasa Inggris: Holy Thursday) Nah selama pandemi virus corona ini, semua kegiatan keagamaan dilakukan
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
Bapa, Ibu, saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,Bercermin pada Firman Tuhan saat ini, melalui perilaku yang ditunjukkan oleh Yunus dalam Yunus 4 : 1-11, kita melihat bahwa kemarahan Yunus dilatarbelakangi oleh kebencian yang ada dalam dirinya.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Niniwe adalah ibukota Asyur, musuh bebuyutan Israel pada waktu itu. Oleh karena itu maka layaklah penduduk Niniwe mendapatkan hukuman dari Tuhan bukan sebaliknya dianugrahi pengampunan dari Tuhan.
Keselamatan dan pengampunan hanyalah diperuntukkan bagi Israel, tidak demikian bagi lawan-lawan Israel.
Oleh karena itulah maka Yunus berharap Tuhan tetap menghukum penduduk Niniwe.
Yunus seakan-akan lupa bahwa Tuhan Allah bukanlah manusia.
Apabila seseorang (manusia) marah yang tampak adalah ketidaksukaan dan segala sesuatu yang tidak baik yang menimbulkan rasa benci, sebaliknya tidaklah demikian dengan Tuhan.
Meskipun manusia melakukan kesalahan dan menimbulkan kepedihan di mata Tuhan, kasih Tuhan tetap tidak berubah.
Selalu ada kesempatan yang diberikan kepada manusia manakala ia menyesali dan bertobat.
Di sisi lain kita melihat bahwa kemarahan Yunus yang terus-menerus kepada Tuhan yang tidak menghukum penduduk Niniwe menunjukkan bahwa manusia seringkali lupa akan keberadaan dirinya.
Dengan berbagai macam dalih atau alasan kita memaksakan Tuhan untuk bertindak sesuai dengan keinginan kita bukan sebaliknya.
Bagaimana ini bisa terjadi:
Pertama : kurangnya kesadaran diri, siapa kita sesungguhnya,
Kedua: kemarahan yang tidak dikelola dengan baik,
Ketiga : kontrol diri yang rendah
Bapa, Ibu, saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Belajar dari Kisah Yunus saat ini, mari kita melihat diri kita masing-masing.