Virus Corona

Masih Dibayangi Penyebaran Corona, Berikut Saham Defensif Rekomendasi Analis

Indonesia diprediksi masih akan dibayangi oleh penyebaran virus corona untuk beberapa bulan ke depan. Kondisi ini juga akan berefek pada laju pasar

Editor: Fifi Suryani
ANTARA FOTO/Aprillio Akba/hp.
Pelajar beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/3). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Indonesia diprediksi masih akan dibayangi oleh penyebaran virus corona untuk beberapa bulan ke depan.

Kondisi ini juga akan berefek pada laju pasar saham tanah air yang masih dijegal oleh penyebaran virus penyebab Covid-19 ini.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, emiten yang bergerak di sektor barang konsumsi (consumer) menjadi yang paling defensif di antara emiten sektor lain.

Sebab, permintaan akan makanan dan minuman tetap akan ada sekalipun terjadi krisis. “Bisnis makanan tidak akan pernah mati. Sekalipun habis ini ekonomi dunia memasuki masa resesi,” ujar William kepada Kontan.co.id, Senin (6/4).

BBRI di Posisi 1, Berikut 10 Saham Net Sell Terbesar Asing saat IHSG Naik 4,07% Senin (6/4)

Untuk itu, William merekomendasikan investor untuk mulai mencermati saham-saham yang bergerak di bidang barang konsumsi, seperti saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), hingga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

William juga merekomendasikan saham emiten poultry yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai saham emiten berbasis konsumsi dan farmasi memiliki daya tahan yang tinggi di tengah sentimen corona saat ini.

“Mau tidak mau, konsumsi pasti ada. Terlebih menyambut Hari Raya Idul Fitri,” ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Senin (6/4).

Selain UNVR dan ICBP, Herditya menyarankan investor untuk mulai mencermati saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan saham PT Indofarma Tbk (INAF).

Prospek Saham Perbankan Pasca Dikeluarkannya Aturan Countercyclical Dampak Covid-19

Herditya juga menaruh pilihan pada saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Adapun proyeksi MNC Sekuritas, masa puncak (peak) dari wabah Covid-19 ini akan terjadi pada akhir April 2020.

Dalam risetnya, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Teuku Al Hafidh At Tirmidzi mengatakan, ada tiga skenario penyebaran Covid-19 terhadap perekonomian. Yang pertama adalah V-Shape (best case scenario) dengan probabilitas 10%.

Skenario ini terjadi ketika pemerintah dapat menurunkan laju pertumbuhan kasus baru Covid-19 di bulan April 2019 atau sebelum memasuki bulan Ramadan.

Namun setelah pandemi menyerang, pertumbuhan konsumsi akan terus menurun bahkan dapat tumbuh kontraksi ketika pertumbuhan kasus mengalami masa puncaknya. “Setelah pertumbuhan kasus baru pandemi mulai meredup, pertumbuhan konsumsi langsung melakukan recovery secara cepat dan setelahnya tumbuh secara positif bahkan melebihi pertumbuhan sebelum pandemi menyerang,” tulis Tirmidzi dalam riset, Kamis (2/4).

IHSG Mendaki, Inilah Saham-saham LQ45 yang Naik dan Turun Berhari-hari

Skenario kedua adalah U-Shape (base case scenario) dengan probabilitas 50%. Skenario ini dapat terjadi ketika jumlah pasien Covid-19 mengalami puncak di bulan Ramadan dan Lebaran. Pemerintah mampu mengendalikan bahkan melarang masyarakat untuk melakukan kegiatan mudik.

terjadi ketika pemerintah tidak dapat menurunkan pertumbuhan jumlah kasus baru Covid-19 sampai dengan Oktober atau November 2020.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved