Virus Corona
Kenapa Ahli Epidemiologi Yakin Korban Virus Corona Sebenarnya Lebih Tinggi dari Data, Ini Alasannya
Menurut Pandu, hal itu pula yang menyebabkan wabah virus corona berbeda dengan penyakit lainnya sehingga lebih sulit ditangani.
TRIBUNJAMBI.COM - Saat ini jumlah penderita virus corona terus bertambah.
Nahkan tak sedikit korban meninggal dunia akibat wabah virus corona itu.
Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), dokter Pandu Riono terang-terangan mengungkapkan prediksinya soal wabah virus corona di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono menyatakan jumlah korban virus corona yang rutin disampaikan pemerintah itu masih tergolong sedikit meskipun terus menagalami kenaikan.
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh terbatasnya alat tes virus corona yang disediakan pemerintah.
• Panduan dari Kemenag untuk Ibadah Ramadan & Idul Fitri 1441 H Saat Corona Berikut 15 Poin Isi Edaran
• Nasib Anggota TNI & Polisi Ini yang Banting Stir Jadi Artis, Ada yang Pernah Terjun di Medan Perang
• JNE Kirim 10 Ribu Masker untuk Paramedis Covid-19 ke Seluruh Indonesia
• TIDAK Hiraukan Imbauan Pakai Masker, Seorang Pria Paruh Baya di Filipina Ditembak Mati
Jika jumlah alat tes memadai, Pandu Riono yakin total korban virus vorona akan jauh lebih tinggi.
Hal itu disampaikan Pandu Riono melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Senin (6/4/2020).
"Kalau data resmi pemerintah kan sudah pasti akan tidak terlalu tinggi karena keterbatasan dari layanan tes dan yang bisa dideteksi oleh sistem," ujar Pandu.
"Tapi kita bisa memprediksi bahwa yang sesunguhnya itu lebih tinggi."
Pandu menjelaskan, ada sejumlah pasien virus vorona yang sebenarnya tak memerlukan penanganan rumah sakit.
Yakni, orang-orang yang tak mengalami gejala namun bisa menularkan Virus Corona pada orang lain.
"Dan yang paling penting kita lakukan pemodelan adalah mereka yang terinfeksi itu berapa banyak yang butuh layanan rumah sakit?," ucap Pandu.
"Yang kita kembangkan itu pemodelannya adalah kasus yang membutuhkan layanan rumah sakit."
Bahkan, menurutnya sebagian besar pasien virus corona tak memerlukan penanganan khusus.
Yang harus dilakukan yakni mengisolasi pasien tersebut agar tak menularkan virus corona pada orang lain.
"Banyak yang salah mengutip, disangkanya itu kasus yang terinfeksi," jelas Pandu.
"Karena 90 persen orang yang terinfeksi Corona tidak butuh pelayanan, karena sebagian besar tidak bergejala atau gejalanya ringan."
Sehingga itu, menurutnya untuk mendeteksi keberadaan pasien tersebut diperlukan tes cepat untuk mengantisipasi penularan yang lebih luas.
Menurut Pandu, hal itu pula yang menyebabkan wabah virus corona berbeda dengan penyakit lainnya sehingga lebih sulit ditangani.
"Dan ini harus segera kita deteksi dengan sistem tes cepat dengan menggunakan PCR sehingga kita bisa melakukan isolasi," jelas Pandu.
"Ini yang paling berbeda dengan penyakit lainnya karena penularannya dilakukan oleh orang ke orang yang tidak bergejala. Orang-orang yang kelihatan sehat tapi dia membawa virus ke mana-mana," pungkasnya.
Simak video berikut ini dari menit awal: