Gunung Merapi Kembali Erupsi Kamis (2/4) Siang, Kolom Abu Capai 3.000 Meter Arah Timur

Gunung Merapi kembali mengalami erupsi Kamis (2/4) pukul 15.10. Kolam erupsi kurang lebih 3.000 meter dari puncak dengan arat angin saat erupsi adalah

Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ bpptkg @merapi_news
Erupsi Gunung Merapi Kamis (2/4) 

TRIBUNJAMBI.COM - Gunung Merapi kembali mengalami erupsi Kamis (2/4) pukul 15.10.

Dari unggahan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) melalui Instagram, erupsi Gunung Merapi tercatat seismogram dgn amplitudo 78 mm dan durasi 345 detik.

Kolam erupsi kurang lebih 3.000 meter dari puncak dengan arat angin saat erupsi adalah timur.

Dalam captionnya, BPPTTKG juga menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik.

Tingkat aktivitas Waspada (level II).

Jarak bahaya dlm radius 3 km dari puncak.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.

Tercatat sejak 21 Mei 2018, Gunung Merapi berstatus waspada.

Anda Termasuk Pelanggan Listrik 450 & 900 VA? Begini Cara Mengecek Diskon dan Penggratisannya

Pengakuan Luna Maya Ditawar Rp 200 Juta per Hari untuk Temani Jalan-jalan, Siapa Pengusaha Itu?

Gunung Merapi Masuki Sekuen Kedua Erupsi Sejak 2010

Pada kurun waktu beberapa waktu terakhir Gunung Merapi mengalami lima kali erupsi.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan Gunung Merapi ?

Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi sebagian masyarakat terkait aktivitas Merapi.

Subandrio, mantan Kepala BPPTKG mengatakan, masyarakat tidak perlu panik.

Sebab, Merapi masih dalam status waspada dan ancaman bahaya ada dalam radius 3 km.

"Saya pikir ini hanya letusan vulkanian minor."

"Belum saatnya meningkatkan status dari waspada menjadi siaga," ungkap Subandrio ketika dihubungi Tribunjogja, Minggu (29/3/2020).

Subandrio menjelaskan, saat ini Merapi sudah memasuki sekuen kedua erupsi sejak 2010.

Menurutnya, adanya letusan yang cukup intensif ini mengindikasikan munculnya kubah lava baru.

Gunung Merapi mengalami Erupsi lagi Sabtu (28/3) pagi
Gunung Merapi mengalami Erupsi lagi Sabtu (28/3) pagi (Ist)

"Mungkin dalam beberapa pekan ke depan perlu diamati pembentukan kubah lava baru."

"Apakah kubah lava baru mengangkat kubah lava lama yang sudah terbentuk," tuturnya.

"Kalau kubah lava baru mengangkat kubah lava lama dan laju pertumbuhan kubah lavanya relatif cepat, maka akan terbentuk awan panas seperti yang terjadi tahun 1990-an atau 2006," sambungnya.

Sebelumnya, BPPTKG mencatat erupsi dalam waktu berdekatan dialami Merapi sejak Jumat (27/3/2020).

Rincian letusan tersebut, yakni pada Jumat (27/3/2020) pukul 10.56 WIB dan 21.46 WIB, Sabtu (28/3/2020) pukul 05.21 WIB dan 19.25 WIB, serta terakhir Minggu (29/3/2020) pukul 00.15 WIB.

Catatan Letusan Merapi

Gunung Merapi erupsi lagi Sabtu (28/3/2020) pukul 05.21 WIB. Data BPPTKG Yogyakarta menyebutkan, erupsi tercatat di seismograf dengan amplitudo 50 mm dan durasi 180 detik.

Teramati tinggi kolom erupsi 2000 m dan arah erupsi ke barat. Status aktivitas gunung masih Waspada (Level II). Letusan Sabtu pagi menjadi yang ketiga dalam tempo 24 jam terakhir sejak Jumat (27/3/2020).

Jumat malam, Merapi meletus lagi pukul 21.46 WIB.

Data letusan dari BPPTGK Yogyakarta, amplitudo letusan 40 mm dengan durasi 180 detik. Ketinggian kolom abu mencapai 1.000 m arah ke barat.

Erupsi pada Jumat (27/3/2020) malam merupakan yang kedua setelah pagi tadi. Erupsi pertama terjadi pada pukul 10.56 WIB.

Erupsi perdana dengan amplitudo 75 mm dan durasi 7 menit, pada Jumat siang. Erupsi pertama bulan ini ketinggian kolom asap erupsi mencapai 5.000 meter dari puncak.

"Sejak aktif kembali pada Mei 2018, Gunung Merapi memang kembali menunjukkan aktivitasnya. Tapi tidak ada masalah,"kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat (27/3/2020).

Aktivitas Merapi akhir-akhir ini, lanjut Hanik, sebenarnya sama seperti erupsi freatik pasca-letusan tahun 1872 dan 1930.

Saat itu pascaletusan magmatik terjadi setelah beberapa kali letusan freatik.

Ia menambahkan sulit memastikan apakah ada pergerakan magma menuju permukaan akibat letusan freatik di Merapi.

"Yang patut diwaspadai itu kan kalau ada pergerakan magma ke permukaan," kata dia.

Menurutnya, ini belum membahayakan karena dampak letusan berupa awan panas hanya mampu menjangkau kurang dari 3 kilometer, berdasarkan volume kubah yang sebesar 396.000 m3.

Hanik menjelaskan awan panas tersebut bersumber dari bongkaran material kubah lava dan lontaran material vulkanik. (Tribunjogja.com | Uti/Xna, Sumber lain )

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved