Wabah Corona
Dokter Spanyol dan Italia Terpaksa Memilih Pasien Muda untuk Diselamatkan
Pemandangan menyedihkan terpampang di salah satu rumah sakit terbesar di Madrid.
"Banyak kolega tenaga kesehatan yang jatuh sakit di sekitar kita," kata Dr Bernabeu. "Aku seorang ahli radiologi, aku seharusnya tidak berada di UGD, namun di sinilah aku berada sekarang."
Pada 8 Maret, PM Sanchez mendorong warga Spanyol untuk bergabung dengan demonstrasi massa untuk mendukung hari perempuan internasional meskipun ada penguncian yang diberlakukan di Italia utara.
Negara itu memiliki 589 kasus koronavirus yang dikonfirmasi pada saat itu dan empat orang telah meninggal.
Sekitar 120.000 orang bergabung dengan acara di Madrid hari itu, termasuk beberapa menteri dan istri Sanchez, Begona Gomez.
Italia juga sama
Kondisi serupa juga terjadi di Italia. Melansir The Jerusalem Post, seorang doker dari Israel bernama M.D. Gai Peleg, yang saat ini bekerja untuk menyelamatkan nyawa di Parma, Italia, mengatakan kepada Channel 12 bahwa keadaan semakin memburuk karena jumlah pasien terus bertambah.
Ketika departemennya menerima pasien virus corona yang sakit parah, fokusnya adalah memungkinkan pasien untuk bertemu orang yang dicintai dan berkomunikasi dengan mereka selama saat-saat terakhir mereka meskipun ada peraturan karantina.
Laporan lain mengklaim, ketika jumlah kematian meningkat, beberapa keluarga mendapati diri mereka tidak mampu melakukan penguburan yang layak bagi orang yang mereka cintai.
Peleg mengatakan, dari apa yang dilihat dan didengarnya di rumah sakit, ada instruksi untuk tidak menawarkan akses ke mesin pernapasan buatan untuk pasien yang berusia di atas 60, karena mesin tersebut jumlahnya terbatas.
Israel saat ini membeli ribuan mesin pernapasan, dan mereka seharusnya tiba di negara itu pada pertengahan Mei. Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mengamankan peralatan medis demi membantu pasien selama pandemi.
Netanyahu bilang, semua layanan kesehatan di dunia menghadapi kekurangan karena sifat yang cepat dan tidak terduga dari wabah COVID-19.
Artikel ini sudah tayang di laman Kontan.co.id dengan judul: Cerita dokter Spanyol dan Italia yang terpaksa memilih pasien muda untuk diselamatkan