Efek Pelemahan Rupiah

Dampak Pelemahan Rupiah Bisa Diantisipasi dari Pemakaian BBM

Satu bulan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan pelemahan.

Editor: Fifi Suryani
IST
SPBU 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Satu bulan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan pelemahan.

Data dari Bloomberg, pada penutupan Senin (23/3) lalu, rupiah di pasar spot berada pada level Rp 16.575 per dolar AS.

Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah telah turun 3,29% dan berada di level Rp 16.608 per dolar AS. 

Beli BBM Pertamina Tak Perlu ke SPBU, Ahok Katakan Bisa Langsung Diantarkan ke Rumah

VIDEO : Harga Minyak Mentah Turun, Pertamina Tunggu Arahan Pemerintah Soal Penyesuaian Harga BBM

Nyaris Mendekati Rp 17 Ribu, Apa yang Sedang Terjadi Dengan Nilai Tukar Rupiah?

Setelah beberapa hari melemah, Selasa (24/3) baru rupiah berhasil ditutup menguat 0,45% ke level Rp 16.500 dari penutupan sebelumnya.

Pelemahan rupiah tentu berdampak ke berbagai sektor, termasuk ke penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tarif listrik. Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan, efek nilai tukar rupiah terhadap harga BBM dan energi ini berbanding terbalik.

"Artinya, jika rupiah melemah maka harga energi akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar energi terutama BBM sudah kita impor," ujar Komaidi kepada Kontan.co.id, Rabu (25/3).

743 Orang Meninggal dalam Sehari, Mengapa Tingkat Kematian Akibat Corona di Italia Paling Tinggi?

Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah yang menyebabkan harga BBM meningkat ini akan memberikan sentimen yang cenderung negatif terhadap pelaku industri. Namun demikian, tak menutup kemungkinan pelemahan ini bisa memberikan sentimen yang netral. "Pasalnya, di sisi lain harga minyak mentah mengalami penurunan pada beberapa waktu lalu," paparnya.

Kemudian, kata Komaidi, apabila pelemahan rupiah ini terus berlanjut sampai beberapa waktu ke depan, maka Pemerintah Indonesia dapat melakukan efisiensi untuk mengantisipasi dampak negatif secara berkelanjutan.

Diberi Rating Jelek, Sekelompok Oknum Diduga Ingin Menendang Aplikasi Zoom dari Play Store

Apalagi, mengingat kondisi eksternal yang saat ini semakin sulit untuk diprediksi.

Secara spesifik, efisiensi yang dapat dilakukan adalah mengganti input produksi yang selama ini mengandalkan impor, kemudian diganti dengan produk lokal. Dengan kata lain, persentase penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) harus lebih ditingkatkan lagi.

Komaidi menuturkan, efisiensi ini tak hanya berlaku bagi BBM, tetapi juga untuk sektor energi lain seperti listrik. Terlebih, komponen pembangkit listrik sebagian besar masih mengandalkan impor.

Jadi, dengan opsi efisiensi inilah pemerintah dirasa dapat mengantisipasi dampak negatif yang mungkin akan ditimbulkan di kemudian hari. "Paling tidak bisa meminimalkan dampak negatif," kata Komaidi.

Berita ini sudah tayang di laman Kontan.co.id dengan judul: Pengamat: Dampak pelemahan rupiah ke harga BBM bisa diantisipasi dengan efisiensi

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved