Kesaksian Pasien Sembuh Covid-19, "Dokter Tak Takut Duduk di Samping Saya"
Tiga pasien klaster pertama dalam kasus Corona virus disease 2019 (Covid-19) di Indonesia ternyata merupakan ibu dan dua anaknya
Ia sempat kaget karena sang dokter memastikan diri tidak takut terhadap pasien corona yang menjalani perawatan.
Senada dengan ST, MD mengaku mendapat energi sangat positif selama dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Sebelumnya mereka kompak tidak mengetahui apa itu RSPI Sulianti Saroso.
“Enggak tahu, tapi setelah saya cari tahu sejarah RSPI itu bagus banget. Aku percaya ibu Sulianti Saroso ini energinya baik banget dan turun ke seluruh tenaga medis," ujar MD.
"Itu kalau kita mencet tombol mikrofon nanti dijawab sama perawatnya "iya ibu sayang" sampai segitunya,” kata MD menambahkan.
ST kembali menimpali, tak jarang dirinya depresi hingga tak kuasa menahan air matanya selama menjalani perawatan di ruang isolasi. Namun, tenaga medis di RSPI Sulianti Saroso pun langsung datang dan mencoba menenangkannya.
“Setiap tenaga medis masuk itu, kalau ngeliat aku nangis, dia langsung care banget ngelus-ngelus aku. Bahkan kalau aku sesak, ia sampai pijitin aku, mereka enggak takut. Bahkan sampai ganti baju saja aku dibantuin mereka. Diseka badan aku pakai tisu basah karena aku kan sempat gak boleh mandi,” bebernya.
Takut Jarum Suntik
Sejak kecil, ST mengakui sangat takut dengan jarum suntik. Selama menjalani perawatan, ia pun mau tak mau melawan ketakutannya karena harus diambil darah dan diinfus. “Aku kan takut jarum banget, jadi setiap ambil darah mereka itu care banget. Sampai mereka bilang, 'ayo mbak sayang enggak apa-apa kok. Sebentar lagi sembuh.'"
"Bahkan aku ganti infus itu nangis 20 menit, yang nenangin itu sampai dua perawat bahkan sampai tukang benerin AC itu bantuin tenangin aku. Sumpah, luar biasa banget deh mereka itu,” ucap dia.
“Setiap mereka (tenaga medis) yang masuk ke ruangan kami, itu harus lengkap dengan Alat Pelindung Diri (APD) ya," ujar ST.
ST menilai, APD itu digunakan tenaga medis untuk melindungi mereka dari penularan virus Corona. ST memaparkan terdapat empat perawat dalam sehari yang masuk ke ruangannya untuk merawat.
“Harga APD itu mahal dan terus naik ya. Nah perawat masuk empat kali dalam sehari, kadang lima kali, kalau saya lagi panic attack," ucap ST yang telah menjalani perawatan hampir sebulan.
Tak cuma perawat, ST mengaku dokter dan petugas kebersihan tiap hari mengunjungi kamarnya. "Dokter masuk sekali sehari, kemudian cleaning service tiga kali; pagi, sore, dan malam. Nah hitung dah tuh berapa kali APD nya berapa ratus ribu," papar ST.
Menurut ST, dalam sehari itu petugas medis harus berganti APD tiap kali mengunjungi ruangan satu dan lainnya. “Contoh, misalnya habis dari ruangan aku ke ruangan ibu, itu dia lepas APD dan langsung disemprot disinfektan. Pakai APD baru lagi setelah itu ke kamar ibu.”
Mendapatkan perawatan intensif dari tenaga medis, ST mengaku tak melihat raut wajah ketakutan dari wajah para petugas medis. Bahkan, ST menegaskan terdapat seorang dokter sampai duduk di sebelahnya di atas kasur yang sama.